nasional

Gaji Fantastis Kader PSI di Net Sink 2030, Adi Prayitno: Publik Geram Di Mana Efisiensinya?

Rabu, 12 Maret 2025 | 11:00 WIB
Pengamat politik Adi Prayitno (dok youtube Adi Prayitno)


Bisnisbandung.com - Pengangkatan sejumlah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam struktur organisasi Operation Management Office Indonesia Forestry and Other Land Use Net Sink 2030 (OMOFOLU Net Sink 2030) menuai kontroversi besar.

Menteri Kehutanan yang juga Sekjen PSI Raja Juli Antoni kini menjadi sasaran kritik dari berbagai kalangan.

Pengamat politik Adi Prayitno dalam youtubenya menyebut menteri PSI "babak belur" dirujak netizen karena dugaan nepotisme, lemahnya asas meritokrasi, hingga membengkaknya anggaran.

Baca Juga: Marak Kasus Korupsi Terbongkar, Rinny Budoyo Soroti Tindak Lanjut yang Masih Dipertanyakan

Sejumlah kader PSI dikabarkan mendapatkan posisi strategis dalam organisasi Net Sink 2030 yang bertugas merancang strategi pengurangan emisi gas rumah kaca dan mengendalikan perubahan iklim.

Namun masuknya mereka dalam struktur tersebut justru memicu pertanyaan besar.

"Yang paling kontroversial tentu karena dimasukkannya kader-kader PSI yang rekam jejaknya di bidang emisi karbon tidak pernah terdeteksi dengan baik. Ini menunjukkan bahwa asas meritokrasi dan profesionalisme seolah ditiadakan," ujar Adi Prayitno.

Netizen pun ramai-ramai mempertanyakan kapasitas para kader PSI yang dipercaya mengelola program penting terkait lingkungan hidup.

Polemik semakin panas setelah beredar informasi bahwa para kader PSI yang duduk di struktur Net Sink 2030 menerima gaji fantastis berkisar Rp20-30 juta per bulan.

Baca Juga: Respons Defensif Jokowi Soal Korupsi Pertamina, Alifurrahman Bandingkan Reaksi saat Kasus Kaesang

Angka ini dianggap membebani APBN terutama di tengah kebijakan efisiensi yang sedang digalakkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Di satu sisi pemerintah ingin melakukan efisiensi. Tapi,di sisi lain ada struktur organisasi yang justru membengkak dengan rekrutmen baru. Ini tentu bertentangan dengan semangat efisiensi anggaran," kata Adi Prayitno.

Di media sosial Raja Juli Antoni dan PSI menjadi sasaran utama "serangan" netizen. Berbagai sindiran hingga hujatan menghiasi jagat maya.

"Netizen melihat ada sesuatu yang paradoks. PSI selama ini vokal menentang politik dinasti dan nepotisme tapi kini kadernya justru masuk dalam struktur organisasi kementerian. Ini ibarat menjilat ludah sendiri," tegas Adi Prayitno.

 Baca Juga: THR Ojol Jangan Hanya Memikirkan yang Muslim, Analis Khoirul Umam: Non Muslim Tetap Dipikirkan

Halaman:

Tags

Terkini