Bisnisbandung.com - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu kembali menyoroti kasus dugaan korupsi di Pertamina yang tengah diselidiki Kejaksaan Agung.
Menurut Said Didu tidak masuk akal jika direksi Pertamina yang bergaji Rp3 miliar berani bermain sendiri tanpa ada campur tangan pihak luar.
Kejaksaan Agung baru-baru ini mengungkap dugaan korupsi impor minyak mentah dan bahan bakar yang terjadi dalam kurun waktu 2018-2023, Kasus ini diduga merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun.
Baca Juga: Untuk Kalian Yang Senang Edit Foto, Ini Dia Aplikasi Yang Dapat Digunakan Di Laptop
"Saya yakin ini ada pesanan dari luar. Tidak mungkin direksi Pertamina berani melakukan ini sendirian. Pasti ada kekuatan yang mengoordinir," ujar Said Didu dalam youtube Indonesia Lawyers Club.
Sejumlah pejabat dari anak perusahaan Pertamina telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Kasus ini seperti bubur panas harus dimakan dari tengah dulu. Kalau ini berhasil dibongkar yang di pinggir lebih mudah," kata Said Didu.
Menurutnya korupsi di Pertamina bukan hal baru.
Ia menyinggung kasus serupa seperti skandal LNG dan pengadaan minyak mentah di masa lalu. "Pemainnya ya itu-itu saja," tambahnya.
Said Didu juga mempertanyakan bagaimana mungkin praktik korupsi ini bisa berlangsung selama lima tahun tanpa terdeteksi.
Ia menyoroti fakta bahwa tiga anak perusahaan Pertamina yang seharusnya saling mengawasi malah bekerja sama.
"Seharusnya ada saling kontrol. Kilang marah ke kapal kalau telat, kapal marah ke supplier kalau kualitasnya jelek. Tapi di sini malah kompak berarti ada yang mengkoordinasi," tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa seharusnya direksi dan komisaris Pertamina tetap bertanggung jawab meskipun ada pengaruh eksternal.