Dalam konteks ini, keakraban yang tampak di antara para pemimpin politik dapat saja didasari oleh kepentingan tertentu, bukan kejujuran yang sejati.
Basa-basi politik menjadi bagian dari strategi komunikasi untuk menutupi perbedaan, persaingan, dan bahkan dendam yang mungkin ada di balik layar.
“Itulah tata krama komunikasi untuk sekadar menyenangkan orang-orang tertentu yg tak diusik dan tidak terganggu karena aslinya masing-masing saling menutupi aib dan perilaku buruk yg pernah dirasakan dan diketahui,” pungkas Henri Subiakto.***
Baca Juga: Kepala Desa Bogor Wiwin Balik Melawan Saat Ditegur Dedi Mulyadi soal Gaya Hedon!