nasional

Kata Jokowi Tak Ada yang Berani Kritik Prabowo, Deddy Sitorus: Mahasiswa Jawab di Jalanan!

Senin, 24 Februari 2025 | 12:00 WIB
Politikus PDI Perjuangan Deddy Sitorus (dok youtube Indonesia Lawyers Club)


Bisnisbandung.com - Politikus PDI Perjuangan Deddy Sitorus menanggapi pernyataan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut tidak ada yang berani mengkritik Prabowo Subianto.

Menurut Deddy Sitorus gelombang demonstrasi mahasiswa yang membawa tagar #IndonesiaGelap adalah bukti nyata bahwa kritik terhadap pemerintahan tetap ada dan lantang disuarakan.

Selain itu Deddy Sitorus menyoroti kebijakan efisiensi anggaran yang disebut mencapai Rp 300 triliun.

Baca Juga: Feri Amsari: Mumpung Masih Hidup, Adili Segera Jokowi Kasusnya Terpampang di Depan Mata

Deddy Sitorus mempertanyakan transparansi penggunaan dana tersebut yang awalnya diklaim bisa membangun ribuan sekolah dan Puskesmas.

“Ternyata enggak ada buat itu. Sebagian hanya untuk makan bergizi gratis, sisanya masuk entah ke mana,” kata Deddy Sitorus yang dikutip dari youtube Indonesia Lawyers Club.

Ia juga menyebut bahwa banyak pernyataan pemerintah terkait efisiensi anggaran yang hanya menjadi narasi komunikasi tanpa realisasi nyata di lapangan.

Pernyataan Jokowi yang menyebut Prabowo sebagai “presiden terkuat di dunia” dan tak ada yang berani mengkritiknya dianggap Deddy Sitorus sebagai pemicu aksi mahasiswa.

Demonstrasi besar-besaran terjadi di berbagai daerah sebagai bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintahan.

Baca Juga: Prabowo Ingin Kejar Koruptor Hingga ke Antartika, Feri Amsari: Tapi Mengapa Hanya Oposisi yang Dibidik?

“Mahasiswa turun ke jalan ini jawaban mereka. Jadi kalau mau nyalahin salahin Pak Jokowi,” sindir Deddy Sitorus.

Ia menegaskan bahwa kritik terhadap pemerintahan Prabowo bukanlah hal yang tabu dan justru sudah disuarakan secara terbuka.

Deddy Sitorus membacakan beberapa tuntutan mahasiswa dalam demo #IndonesiaGelap termasuk desakan untuk mencabut proyek strategis nasional yang dianggap bermasalah seperti kasus Rempang dan pagar laut di PIK.

“Semua tuntutan mereka ini daging semua. Misalnya mereka meminta pendidikan gratis dan transparan. Tapi faktanya anggaran pendidikan justru dipotong,” ujarnya.

Baca Juga: Ketika Hak Asasi Manusia Dirobek-robek, Ubaedillah Badrun: Kita akan Mengalami Bencana Lagi!

Halaman:

Tags

Terkini