bisnisbandung.com - Pemerintah merencanakan pemangkasan anggaran sebesar Rp 750 triliun yang akan dilakukan dalam tiga tahap.
Dana hasil efisiensi ini direncanakan untuk mendanai program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta investasi jangka panjang melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Kebijakan ini menuai sorotan dari berbagai pihak, terutama dari aktivis dan jurnalis Dandhy Laksono.
Dandhy Laksono mengkritisi kebijakan ini dengan menyoroti bahwa porsi anggaran yang dialokasikan untuk Danantara lebih besar dibandingkan program MBG.
Baca Juga: Reshuffle Kabinet Tak Berpengaruh, Rocky Gerung: Tuntutan Mahasiswa Tetap Adili Jokowi
Ia menilai strategi ini serupa dengan pendekatan manatan Presiden Jokowi, yang menggunakan narasi kesejahteraan untuk meloloskan kebijakan yang memperkuat kepentingan oligarki dan konglomerasi.
“Trik ini dipakai Jokowi: Mencatut nasib pengangguran untuk meloloskan UU yang memperkuat oligarki dan konglomerasi pakai narasi 'Cipta Kerja',” tulisnya dilansir Bisnis Bandung dari akun X @Dandhy Lakosono.
Menurutnya, efisiensi anggaran ini lebih menguntungkan sektor investasi ketimbang pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Baca Juga: Ridwan Kamil dan Masjid Al Jabbar, Denny Siregar: Kebutuhan atau Pencitraan?
“Efisiensi anggaran sering dikatakan demi program makan gratis (70 triliun). Padahal bagian terbesar untuk Danantara (325 triliun),” lugasnya.
Dari total anggaran yang dipangkas, sebanyak Rp 300 triliun berasal dari penghematan pertama Kementerian Keuangan, disusul dengan penghematan kedua sebesar Rp 308 triliun.
Selain itu, dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyumbang Rp 300 triliun, di mana Rp 100 triliun akan dikembalikan ke kas negara. Dengan demikian, total dana yang diperoleh mencapai Rp 750 triliun.
Baca Juga: Jangan Sibuk Bahas Kabinet, Rocky Gerung: Fokuslah ke Masa Depan Bangsa!
Sebagian besar dana hasil efisiensi ini, sekitar US$ 24 miliar, akan dialokasikan untuk program MBG guna memastikan pemenuhan gizi bagi anak-anak Indonesia.