bisnisbandung.com - Pengamat politik Adi Prayitno menyoroti pernyataan Presiden Prabowo Subianto tentang “raja kecil” yang dianggap menentang kebijakan efisiensi anggaran.
Menurut Adi, raja kecil yang dimaksud Prabowo adalah birokrasi di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa birokrasi memiliki anggaran berlimpah dan sering kali tidak tersentuh, namun kinerjanya dinilai tidak sebanding dengan fasilitas yang diterima.
“Tapi kalau menurut saya, raja kecil yang dimaksud oleh Prabowo Subianto adalah birokrasi,” ungkapnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube pribadinya.
Baca Juga: Mahfud MD Sentil DPR, Pemberhentian Kepala Lembaga Bukan Kewenangan Kalian!
“Kita tahu bahwa birokrasi adalah satu institusi yang selama ini memang mendapatkan fasilitas yang berlimpah, anggaran-anggaran yang berlimpah, dan mereka itu nyaris tidak tersentuh sama sekali,” lanjutnya.
Adi menilai kebijakan efisiensi yang diterapkan Prabowo bertujuan untuk menghilangkan kemewahan yang selama ini dinikmati oleh oknum birokrasi.
Ia menekankan bahwa birokrasi di Indonesia sering kali dicap buruk, berbelit-belit, dan tidak transparan.
Baca Juga: Rahasia Terungkap! Rinny Budoyo: Sosok Ini Disiapkan Ibu Megawati Jadi Pemimpin PDI Perjuangan
Oleh karena itu, langkah Prabowo mendapat apresiasi dari berbagai pihak yang mengharapkan perbaikan kinerja birokrasi.
Dalam pandangan Adi, penolakan terhadap efisiensi anggaran menunjukkan adanya pihak yang merasa terganggu karena selama ini mendapatkan fasilitas di atas rata-rata.
Ia menyebutkan bahwa birokrasi memiliki banyak kegiatan dengan anggaran besar, seperti kunjungan kerja, seminar, dan sosialisasi, yang sering kali dinilai boros.
Pernyataan Prabowo tentang raja kecil ini menjadi sorotan karena muncul di tengah kuatnya dukungan politik yang ia miliki.
Adi mencatat bahwa meski partai politik dan eksponen kekuatan lainnya tegak lurus mendukung Prabowo, ada birokrasi yang menunjukkan perlawanan terhadap kebijakan efisiensi.