Bisnisbandung.com - Pengamat politik Feri Amsari mengkritisi langkah awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam 100 hari pertama.
Feri Amsari menyoroti berbagai kebijakan yang dianggapnya tidak sinkron serta peran mantan Presiden Jokowi yang masih aktif di tengah pemerintahan baru.
Dikutip dari youtube Indonesia Lawyers Club, Feri Amsari menjelaskan "Begitu presiden baru mengucapkan sumpah maka seketika itu dia berdiri di lapisan es tipis. Kalau terlalu terburu-buru bisa retak dan jatuh. Kalau terlalu hati-hati dianggap lamban."
Baca Juga: Bukalapak Tumbang! Tom Mc Ifle Soroti Perjalanan Unicorn Kebanggan Indonesia Tersebut
"Jadi Presiden harus mampu menari di atas lapisan tipis es ini," kata Feri Amsari.
Feri Amsari menyoroti ketidaksinkronan dalam kebijakan birokrasi di era Prabowo.
Salah satu contohnya adalah peluncuran aplikasi Lapor Mas Wapres yang dianggapnya bertolak belakang dengan pernyataan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bahwa ini adalah pemerintahan Presiden Prabowo.
"Kalau ini pemerintahan presiden kenapa yang diluncurkan aplikasi laporan ke wapres?" ujarnya.
Baca Juga: IKN Dipaksakan Demi Obsesi Jokowi? Rudi S Kamri Soroti Perencanaan yang Kurang Matang
Selain itu Feri Amsari juga mempertanyakan langkah penghematan anggaran alat tulis kantor yang dikampanyekan pemerintah.
Menurutnya jika memang ingin melakukan efisiensi seharusnya anggaran lain yang lebih besar seperti kendaraan dinas menteri dan wakil menteri juga masuk dalam daftar penghematan.
Feri Amsari juga menyoroti kasus pagar laut di Tangerang yang mendapat perhatian langsung dari Prabowo.
Ia mengapresiasi langkah cepat presiden namun mempertanyakan penggunaan militer dalam menangani persoalan ini.
"Apakah Pak Presiden tidak membaca konstitusi? Tugas militer itu pertahanan bukan mencabut pagar di laut. Itu tugas aparat penegak hukum," tegasnya.
Baca Juga: Heboh! Ratusan Orang Mengantre Bertemu Jokowi, Alifurrahman: Pemuja Sebut Ini Gerak Semesta