Pembongkaran pagar laut ini memiliki implikasi politis yang besar.
Pagar tersebut diduga dibangun pada era Presiden Jokowi dan dimiliki oleh pengusaha besar yang memiliki hubungan dekat dengan rezim sebelumnya.
"Ini menandakan awal dari evaluasi terhadap warisan pemerintahan Jokowi," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung juga menyinggung bagaimana peristiwa ini dapat memengaruhi hubungan antara Presiden Prabowo dan mantan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Geger! Timoty Ronald Prediksi Kesempatan Kelas Bawah Naik Kelas Tinggal 5 Tahun Lagi
"Pembongkaran pagar ini bukan hanya soal kebijakan lingkungan atau akses nelayan tetapi juga soal keberanian Prabowo untuk membuka kasus-kasus yang selama ini 'terpagari' oleh kekuasaan sebelumnya," ujarnya.
Rocky Gerung menilai bahwa kehadiran Titiek Soeharto di lokasi dapat dilihat sebagai representasi politik Prabowo.
Meski tidak lagi terikat hubungan pernikahan kedekatan personal dan politik antara keduanya tetap terjaga.
"Ini menunjukkan bahwa ada koordinasi politik yang mungkin terjadi di balik layar," tambahnya.
Baca Juga: Peringatan Tegas Presiden Prabowo untuk Aguan dan Para Pengusaha, Hersubeno: Harus Dipidanakan
Rocky Gerung menutup pandangannya dengan membandingkan kedua peristiwa tersebut.
"Touring Jokowi adalah sensasi yang dibutuhkan untuk mempertahankan citra. Namun aksi Titiek Soeharto di laut adalah substansi yang menunjukkan keberpihakan pada rakyat. Ini yang seharusnya menjadi prioritas," tegas Rocky Gerung.
Ia berharap pemerintah saat ini di bawah Presiden Prabowo dapat terus membuka kasus-kasus yang selama ini tersembunyi dan memastikan keberpihakan pada rakyat tetap menjadi yang utama.***