"Indonesia harus hati-hati. Jangan sampai terjebak dalam blok yang mendikte kebijakan kita. Kita harus tetap mendayung di antara dua karang sebagaimana prinsip diplomasi bebas aktif," tegas Rocky Gerung.
Rocky Gerung juga menyoroti tantangan bagi Presiden Prabowo dalam memimpin Indonesia di tengah dinamika ini.
Ia menekankan pentingnya membangun kebijakan ekonomi yang adil seperti penguatan koperasi dibandingkan sekadar mengakomodasi kepentingan korporasi besar.
"Kalau Indonesia hanya jadi penonton di BRICS ini akan jadi blunder besar. Pemerintah harus membuktikan bahwa kita bisa mengambil peran kepemimpinan, bukan sekadar ikut-ikutan," ungkapnya.
Baca Juga: Refly Harun: Kekuasaan Prabowo Adalah Investasi Jokowi, Estafet Kerusakan Hukum Berlanjut
Masuknya Indonesia ke BRICS membuka peluang untuk membangun posisi strategis di panggung internasional.
Namun tanpa strategi yang matang, langkah ini bisa menjadi beban bagi ekonomi dan diplomasi Indonesia.
"Ini soal kemampuan kita merespons sejarah. Apakah kita ingin dikenang sebagai negara yang memimpin perubahan global atau hanya jadi pengikut di tengah arus ideologi dunia?" tutup Rocky Gerung.***