Bisnisbandung.com - Juru Bicara PDIP Guntur Romli memberikan tanggapan tegas terkait penggeledahan rumah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Guntur Romli menilai langkah penggeledahan rumah Hasto tersebut sebagai upaya pengalihan isu.
Menurut Guntur Romli isu laporan Organised Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang menempatkan Jokowi sebagai salah satu tokoh dengan citra korupsi global.
Baca Juga: Misteri Drone, UFO, dan UAP: Fenomena Malam Di Langit Gemparkan Amerika Serikat
"Penggeledahan rumah Mas Hasto oleh KPK ini merupakan upaya untuk mengalihkan isu dari pengumuman OCCRP yang menempatkan Jokowi sebagai tokoh terkorup sedunia pada tahun 2024," ujar Guntur Romli yang dikutip dari youtube kompas.
Menurut Guntur Romli pihaknya mendapatkan informasi bahwa laporan OCCRP tersebut telah menimbulkan keresahan di kalangan pemerintah termasuk Jokowi.
Guntur Romli menjelaskan "Jokowi sangat marah atas pengumuman OCCRP tersebut sehingga segala cara dilakukan untuk menutupi berita ini."
"Termasuk melalui tekanan terhadap media dan pengerahan buzzer untuk mendiskreditkan OCCRP serta pihak-pihak yang mendukung pengungkapan kasus ini," lanjutnya.
Baca Juga: Shin Tae-yong Diberhentikan: Evaluasi PSSI Atau Kegagalan Strategi?
Guntur Romli juga mengungkap adanya dugaan tekanan terhadap portal media yang sempat memberitakan laporan OCCRP tersebut.
Guntur Romli mengatakan "Kami mendengar ada media yang ditekan untuk menghapus berita awalnya soal pengumuman OCCRP."
"Di sisi lain ada juga buzzer yang gencar menyerang pihak-pihak yang ingin agar laporan OCCRP ini ditindaklanjuti oleh penegak hukum," ungkapnya.
Tak hanya itu Guntur Romli menyoroti langkah sejumlah aktivis dan LSM yang belakangan ini mendesak KPK untuk memeriksa dugaan korupsi dan pencucian uang yang melibatkan Jokowi dan keluarganya.
"Sejumlah aktivis dan organisasi LSM bahkan mendatangi kantor KPK untuk meminta laporan OCCRP ini ditindaklanjuti. Namun yang terjadi justru pengalihan isu melalui penggeledahan rumah Mas Hasto," tambah Guntur Romli.