bisnisbandung.com - Dokter Tifa melalui akun media sosialnya mencetuskan klaim bahwa dunia sedang menghadapi “Pandemi 2025,” yang disebutnya sebagai multipandemi akibat penyebaran berbagai virus sintetis.
Dalam cuitannya di akun X pribadinya, ia menyebut Human Metapneumovirus (HMPV) sebagai salah satu virus baru yang meledak di China Mainland pada akhir 2024, bersama dengan virus-virus lain seperti Monkeypox, H1N1, dan Polio.
“PANDEMI 2025 is coming. Bukan bakal lagi tetapi memang sudah terjadi,” tulisnya, Pada Senin, 6 Januari 2025.
Baca Juga: Erick Thohir Bantah Tekanan Mafia Bola di Balik Isu Pemecatan Shin Tae-yong
Dokter Tifa juga mengaitkan fenomena ini dengan dugaan rekayasa laboratorium, menyebut virus-virus tersebut sebagai hasil "ternakan" dan efek dari vaksinasi.
“Setelah COVID mereda, mulailah dilepaskan Monkey Pox dan Pox-Pox lainnya, sampai tanpa tersadari sudah (di)tersebar di 35 negara. Lanjut kemudian Pneumonia yang banyak menyerang anak-anak,” terangnya.
“Lanjut dua varian Flu Burung yang melegenda, H5N1 dan H1N1. Kemudian tiba-tiba ada outbreak POLIO di beberapa tempat di dunia. Di akhir 2024, muncul Virus Baru yang bahkan belum jelas taxa nya: Human Metapneumovirus atau HMPV yang tiba-tiba meledak di China Mainland,” lanjutnya.
Baca Juga: Jokowi Diolok Dunia, Rocky Gerung: Prabowo Diramal Jadi Tokoh Berpengaruh 2025
Ia menekankan pentingnya langkah pencegahan melalui peningkatan imunitas tubuh dengan pola hidup sehat, konsumsi suplemen, paparan sinar matahari, serta penggunaan rempah-rempah alami.
Menanggapi isu yang berkembang, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa HMPV bukanlah virus baru atau berbahaya.
Ia menyatakan bahwa HMPV telah ditemukan sejak 2001 dan telah ada di Indonesia sejak lama tanpa menyebabkan kejadian besar.
Menkes juga menepis klaim tentang lonjakan kasus HMPV di China pada akhir 2024. Ia menyebut laporan tersebut sebagai hoaks yang telah dibantah oleh WHO dan pemerintah China.
Menurutnya, kasus yang meningkat di China adalah H1N1 atau influenza biasa, yang lazim terjadi selama musim dingin di negara-negara beriklim empat musim.