Bisnisbandung.com - Sejak kehadirannya di dunia politik Indonesia mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menjadi sosok yang kontroversial.
Popularitas Jokowi yang melambung tinggi tak terlepas dari narasi sukses pembangunan dan kepemimpinannya yang dekat dengan rakyat dan dugaan korupsi.
Selamat Ginting pengamat politik senior menyebut Jokowi dikenal luas sebagai pemimpin yang kerap menonjolkan kesederhanaan.
Gaya blusukan dan penampilan tanpa protokoler menjadi simbol kepemimpinannya sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo hingga menduduki kursi RI-1.
Citra ini diperkuat dengan berbagai kampanye yang menampilkan Jokowi sebagai sosok “rakyat kecil” yang berhasil mencapai puncak kekuasaan.
Namun dalam youtube Forum Keadilan TV, Selamat Ginting menilai bahwa narasi ini memiliki sisi narsistik yang disengaja.
“Narsisme ini penting untuk membangun kedekatan dengan publik. Tapi ketika muncul dugaan korupsi seperti yang dilaporkan OCCRP paradoksnya menjadi terlihat. Apakah kesederhanaan itu nyata atau hanya pencitraan?” ujarnya.
OCCRP dalam laporannya menyebut adanya aliran dana mencurigakan yang melibatkan pejabat pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Kado Awal Tahun, Rocky Gerung: Jokowi Masuk Nominasi OCCRP dan MK Kabulkan Gugatan Ambang Batas 20%
Meskipun tidak secara langsung menyebut nama Jokowi laporan ini menyasar lingkaran terdekatnya.
Isu ini mengundang kritik tajam dari oposisi dan sejumlah aktivis antikorupsi.
Selamat Ginting melihat bahwa situasi ini menciptakan dilema serius.
Di satu sisi Jokowi harus mempertahankan citra merakyatnya. Di sisi lain dugaan korupsi ini berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap dirinya.