bisnisbandung.com - Dalam analisisnya, Rinny Budoyo menyoroti pola sejarah politik nasional, di mana presiden-presiden Indoensia mendirikan partai mereka sendiri sebelum berhasil mencapai puncak kekuasaan.
Dalam Hal ini Rinny Budoyo menyoroti Jokowi, dimana beliau bukanlah sosok yang membangun partai dari nol seperti pendahulunya.
Sebaliknya, ia adalah hasil dari proses kaderisasi partai, dalam hal ini PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Megawati.
Baca Juga: Sri Mulyani Dapat Dukungan Penuh Prabowo, Ini Pesannya!
“Pak Jokowi sebetulnya adalah buah dari keberhasilan Ibu Mega, buah dari keberhasilan PDI Perjuangan dalam melakukan kaderisasi kepemimpinan nasional dengan memanfaatkan otonomi daerah dan pemilihan kepala daerah langsung,” terangnya dilansir dari youtube 20245 TV.
Hal ini membuat Jokowi berada pada posisi yang berbeda dari para tokoh besar reformasi yang memiliki kemandirian politik kuat berkat kendaraan politik ciptaan mereka sendiri.
Rinny menyoroti bahwa Jokowi adalah produk politik PDI Perjuangan, yang dibesarkan melalui berbagai jabatan strategis seperti Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga akhirnya Presiden.
Ia menyebut bahwa semua presiden di era reformasi Gus Dur, Megawati, SBY, dan Prabowo sudah memiliki partai sebelum menjadi presiden.
Baca Juga: Beban Berat PPN 12%, Media Wahyudi Iskandar: Rakyat Kecil Terhimpit, Orang Kaya Tak Tersentuh
Mereka adalah inisiator yang membangun partai politik sebagai perpanjangan visi mereka.
Namun, Jokowi lebih berperan sebagai tokoh yang dihasilkan dari proses politik yang dirancang oleh partai.
Dalam pandangan Rinny Budoyo, masa depan Jokowi sebagai aktor politik setelah meninggalkan Istana menghadapi tantangan besar.
Spekulasi mengenai apakah Jokowi akan membangun partai baru seperti Projo atau mengakuisisi partai kecil seperti PSI dianggap tidak realistis oleh Rinny Budoyo.
Baca Juga: Usai Pilkada Ada Gubernur Diduga Angkat Timses Jadi ASN, Dede Yusuf Angkat Bicara