bisnisbandung.com - Dalam pandangannya, Alifurrahman menilai bahwa PDI Perjuangan sedang menghadapi tantangan serius pasca penetapan Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurutnya, Kondisi ini memicu usulan untuk menyelamatkan stabilitas partai, termasuk percepatan Kongres 2025 dan penetapan Puan Maharani sebagai Ketua Umum.
Alifurrahman juga menyoroti lambannya langkah PDI Perjuangan dalam menanggapi isu pergantian Sekretaris Jenderal.
Baginya, posisi Sekjen sangat vital dalam struktur partai karena secara langsung berada di bawah Ketua Umum.
Baca Juga: PPN 12% Naik, Ferry Irwandi: Masyarakat Tercekik, Pejabat Makin Mewah
Dalam berbagai kesempatan, Sekjen sering mewakili Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Ia menilai bahwa mempertahankan Hasto dalam situasi seperti ini adalah langkah berisiko yang bisa mengganggu persiapan menjelang Kongres 2025.
“Jadi semakin lama ini dibiarkan, atau berhari-hari setelah Sekjen PDI Perjuangan ditetapkan sebagai tersangka, maka risikonya semakin naik,” katanya dilansir dari youtube Seword TV.
Lebih lanjut, Alifuurahman menyarankan agar terjadi percepatan Kongres PDI Perjuangan 2025 dan penunjukan Puan Maharani sebagai Ketua Umum.
Baca Juga: Ikrar Nusa Bhakti: Megawati Target Terakhir Ambisi Politik Jokowi?
“Kongres yang rencananya akan diselenggarakan bulan April 2025 nanti, atau 4 bulan lagi. Mungkin bisa dipercepat supaya pihak lawan tidak punya waktu untuk mempersiapkan atau melancarkan agenda-agendanya,” ungkapnya.
Ia menilai Puan sebagai tokoh yang paling pantas menggantikan Megawati, mengingat rekam jejaknya sebagai politisi perempuan paling berpengaruh di Indonesia saat ini.
“Dan posisi Ketua Umum Partai PDI Perjuangan yang paling pas, menurut saya, adalah Ibu Puan Maharani,” lanjutnya.
Ia menyebut bahwa Puan tidak diinginkan oleh Jokowi untuk menjadi tokoh sentral dalam partai, maka hal itu sebagai hal bagus yang perlu dipertimbangkan.
Baca Juga: Kenaikan PPN 12% Tidak Membebani Masyarakat Miskin, Budiman Sudjatmiko: untuk Barang Mewah