Bisnisbandung.com - Pengamat politik senior Ikrar Nusa Bhakti melontarkan analisis tajam terkait dinamika yang sedang melanda PDIP.
Dalam YouTubenya Ikrar Nusa Bhakti mengaitkan langkah-langkah politik Jokowi dengan kemungkinan adanya "target politik" terhadap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Ikrar Nusa Bhakti menyoroti kasus yang menimpa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang baru-baru ini ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus Harun Masiku.
Baca Juga: Negara Paling Toleran Di Dunia, Kalian Pernah Kesini Kah?
Penetapan ini menurut Ikrar Nusa Bhakti menjadi "kado Natal" yang mengejutkan mengingat momen tersebut jatuh pada hari besar umat Kristiani.
Meskipun PDIP dan Hasto menyatakan siap mengikuti proses hukum Ikrar Nusa Bhakti mempertanyakan mengapa KPK baru bertindak tegas setelah sekian lama.
"Kenapa kasus ini tidak dituntaskan sejak 2020? Apakah ada aktor politik yang lebih berpengaruh dari KPK yang turut bermain?" ujar Ikrar Nusa Bhakti.
Ikrar Nusa Bhakti menyoroti kemungkinan adanya strategi "divide and rule" atau politik pecah belah yang dijalankan Jokowi untuk mengintervensi dinamika internal PDIP.
Menurutnya langkah ini bisa jadi berkaitan dengan ambisi Jokowi yang diduga ingin mengambil alih posisi Ketua Umum PDIP setelah Megawati.
Ikrar Nusa Bhakti mengatakan "Jokowi disebut-sebut memiliki minat untuk menjadi Ketua Umum PDIP."
"Bahkan Hasto pernah mengindikasikan hal ini. Kalau benar Megawati harus legowo menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan," ungkap Ikrar Nusa Bhakti.
Namun dia juga menekankan bahwa langkah semacam ini bukan tanpa risiko.
Jika benar Jokowi ingin mengambil alih PDIP potensi konflik internal bisa memanas.
Baca Juga: Setelah Hasto, Megawati Berpeluang Dipanggil KPK, Alifurrahman: Nampak Terlalu Jauh Politisasinya