bisnisbandung.com - Pameran tunggal Yos Suprapto yang seharusnya digelar di Galeri Nasional Indonesia pada 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 menuai kontroversi.
Galeri Nasional mengumumkan penundaan pameran tersebut dengan alasan perbedaan pandangan antara pelukis dan kurator.
Permasalahan utama muncul dari lima lukisan Yos Suprapto yang menampilkan visualisasi mantan Presiden Jokowi.
Karya-karya ini, termasuk lukisan yang menggambarkan Jokowi duduk di singgasana kekuasaan, mengangkat ibu kota negara (IKN), dan sejumlah adegan simbolis lainnya, dinilai kurator tidak sesuai dengan tema pameran.
Baca Juga: Jadilah High Quality Person, Agar Dihargai Di Semua Tempat
Pengamat politik Prof. Ikrar Nusa Bhakti, memberikan sorotan tajam terhadap kasus ini. Ia menilai keputusan untuk menunda pameran sebagai bentuk pembatasan kebebasan seni dan mengingatkan kembali terhadap masa orde baru.
Menurutnya, insiden ini menunjukkan betapa seni, sebagai media ekspresi dan kritik sosial, masih rentan terhadap intervensi politik di Indonesia.
“Salah satu yang cukup kontroversial adalah lukisan yang menunjukkan kakinya menginjak dua kepala manusia,” katanya dilansir dari youtube pribadinya.
“Dan saya juga tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Yos Suprapto dalam lukisannya. Jadi, apa yang ingin saya katakan adalah, orang seni baik sastrawan, seniman teater, pemusik, ataupun mereka yang suka membaca puisi tidak memiliki kebebasan penuh,” sambungnya.
Baca Juga: Adi Prayitno Dorong Jokowi Bentuk Partai Baru: Tunjukkan Aura Politiknya Masih Cukup Mempesona
Prof. Ikrar mempertanyakan apakah ada rasa takut berlebihan terhadap figur mantan presiden Joko Widodo, sehingga Galeri Nasional memilih untuk tidak menampilkan lukisan-lukisan tersebut.
“Pertanyaan saya, apakah sang kurator atau wakil menteri kebudayaan begitu takutnya dengan kekuasaan yang pernah dimiliki oleh Jokowi?” gamblang Ikrar Nusa Bhakti.
“Apakah karena itu mereka jadi tidak berani membuka Galeri Nasional untuk pameran karya Yos Suprapto, pelukis dari Jogja, yang menggambarkan bukan hanya kebangkitan tanah rakyat yang terkait dengan kekuasaan,” terusnya.
Baca Juga: Panas! Polemik Lukisan Yos Suprapto, Hersubeno: Ini Akan Menjadi Catatan Buruk Pemerintahan Prabowo