bisnisbandung.com - Komjen Pol Setyo Budiyanto saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029 melalui rapat Komisi III DPR.
Namun, Refly Harun, Pakar Hukum Tata Negara, mengungkapkan pesimismenya dari kembalinya polisi aktif ke pucuk pimpinan KPK.
“Nah, sekarang terus terang saya tidak terlalu optimis, bahkan pesimis. Terus terang saja, Pak, karena akhirnya polisi kembali yang menjadi ketua KPK,” lugasnya dilansir dari youtube Sindonews.
“Lalu, kalau misalnya polisi, yang nota bene dia pensiun atau tidak, ya kayaknya enggak pensiun, masih notabene di bawah kekuasaan Kapolri, enggak mungkin independen dia,” terusnya.
Baca Juga: Sandiaga Uno Ungkap Tren Promosi 2025, Mega Influencer Cenderung Ditinggalkan
Menurut Refly, penunjukan Setyo Budiyanto mencerminkan tantangan dalam menjaga independensi KPK sebagai lembaga antikorupsi yang idealnya bebas dari pengaruh institusi lain, terutama aparat penegak hukum seperti Polri.
Ia menilai keberadaan polisi aktif di KPK dapat menghambat pemberantasan korupsi, terutama jika kasus yang melibatkan aparat penegak hukum tidak tersentuh.
“Pimpinan KPK sekarang berhadapan dengan Jaksa Agung, berhadapan dengan Kapolri, tidak lebih berwibawa,” tegasnya.
Refly Harun juga menyoroti kinerja KPK selama kepemimpinan Firli Bahuri, yang ia sebut sebagai periode terburuk dalam sejarah lembaga tersebut.
Baca Juga: Heboh Video Gibran di Masjid, Hersubeno: Adab Jadi Sorotan Publik
Paradigma awal KPK sebagai "trigger mechanism" atau pemicu pemberantasan korupsi disebutnya telah melenceng.
Alih-alih fokus pada kasus besar yang melibatkan kekuasaan atau potensi kerugian negara yang signifikan, KPK kini dianggap lebih sering menangani kasus-kasus kecil yang kurang berdampak sistemik.
Ia menambahkan bahwa KPK saat ini semakin lemah akibat tekanan politik dan kurangnya dukungan nyata dari pemerintah.
Baca Juga: Penyelidikan Kasus Korupsi CSR BI, Perry Warjiyo Akan Diperiksa KPK