bisnisbandung.com - Selamat Ginting pengamat komunikasi politik menilai posisi politik Joko Widodo (Jokowi) saat ini berada di titik krusial.
Setelah lengser dari jabatan Presiden, Jokowi menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan pengaruh politiknya, itulah mengapa Ia harus cawe-cawe di Pilkadada.
Selamat Ginting menyoroti bahwa sejumlah partai politik besar, seperti Gerindra dan Golkar, merupakan dua partai besar yang diinginkan Jokowi sebagai tempat persinggahannya.
Baca Juga: Strategi Tiga Cangkir Prabowo, Bambang Harymurti: Kompetisi di Kabinet Tuntaskan Misi
Menurutnya, pilihan Jokowi untuk melanjutkan kiprahnya di dunia politik sangat terbatas, mengingat ia tidak punya partai.
“Jokowi yang berasal dari PDIP, tentu dia akan mencari kira-kira partai yang cukup besar, yaitu Golkar atau Gerindra,” ungkap Selamat Ginting dilansir dari youtube Anak Bangsa TV.
“Tapi kalau melihat reaksi-reaksi dari Partai Golkar maupun Partai Gerindra, itu enggak ada yang pernah secara eksplisit ya mengatakan tempatnya Jokowi, misalnya di majelis tinggi, dewan pembina, atau dewan pengarah, atau dewan apa,” terusnya.
Baca Juga: Strategi Tiga Cangkir Prabowo, Bambang Harymurti: Kompetisi di Kabinet Tuntaskan Misi
Gerindra, yang dikendalikan oleh Prabowo Subianto, memiliki figur sentral yang kuat, sehingga sulit bagi Jokowi untuk mendapatkan ruang yang signifikan.
Di sisi lain, Golkar juga menunjukkan kehati-hatian dalam menerima Jokowi, mengingat potensi konflik kepentingan dan warisan politiknya yang kontroversial.
“Untuk ke Gerindra, mataharinya Gerindra adalah Prabowo. Ya, untuk ke Golkar, ingat ada Abu Rizal Bakri yang pada saat dia jadi ketua umum, dipecah belah jadi kubu Agung Bakri dengan Agung Laksono,” jelasnya.
Selamat Ginting menilai bahwa ambisi Jokowi untuk mempertahankan pengaruhnya melalui keluarganya justru menjadi salah satu kendala utama.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Aguan Terkait IKN, Rocky Gerung Bongkar Fakta Baru