bisnisbandung.com - Ade Armando menyampaikan kritik keras terhadap PDIP yang dinilai terus menyerang institusi Polri tanpa bukti yang jelas.
Ia menilai PDIP harus lebih berhati-hati dalam melontarkan tuduhan yang berpotensi merusak kredibilitas lembaga negara.
Menurut Ade Armando, PDIP telah menuduh Polri berpihak pada pihak tertentu dalam Pilkada 2024, menyebut adanya pengaruh "partai coklat" yang merujuk pada keterlibatan oknum kepolisian.
“PDI Perjuangan nampaknya harus lebih berhati-hati dalam melontarkan tuduhan. Mereka baru saja menyerang Polri tanpa henti dengan tuduhan bahwa Indonesia adalah partai coklat yang berpihak pada calon-calon tertentu dalam Pilkada 2024,” paparnya dilansir dari Cokro TV.
Baca Juga: KTA Belum Dikembalikan, Jokowi Sebut PDIP Partai Perorangan
Tetapi, hingga saat ini, tuduhan tersebut tidak disertai dengan bukti konkret, sehingga terlihat lebih sebagai langkah emosional yang dipicu oleh kekalahan politik PDIP dalam beberapa kesempatan.
Isu "partai coklat" ini awalnya mencuat dalam pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, yang menyebutkan bahwa Jokowi memanfaatkan pengaruhnya di Polri untuk mempertahankan kekuasaan.
Hasto bahkan mengklaim ada tiga kluster dalam tubuh Polri, salah satunya yang disebut sebagai "parcok" atau partai coklat, yang diduga loyal kepada Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Cari Gara-Gara dengan PDIP, Rocky Gerung: KTA Tak Dikembalikan
Pernyataan ini kemudian diperkuat oleh beberapa tokoh PDIP lainnya, seperti Yulius Setiarto dan Deddy Sitorus.
Namun, Ade Armando menyoroti bahwa klaim-klaim tersebut tidak didukung oleh fakta yang jelas.
Ia mempertanyakan apa bentuk nyata dari dugaan keterlibatan Polri, seperti intimidasi, ancaman, atau tindakan tidak netral lainnya.
Bahkan, laporan resmi terkait dugaan tersebut belum disampaikan ke lembaga terkait seperti Bawaslu atau Mahkamah Konstitusi.
Baca Juga: Kontroversi Joint Development Indonesia-China, Prof Hikmahanto Angkat Bicara