Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan kritik pedas terhadap Miftah Maulana Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama.
Rocky Gerung menilai ucapan Miftah Maulana yang dianggap merendahkan pedagang asongan sebagai bentuk arogansi yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pejabat publik.
Dalam youtubenya Rocky Gerung menyebut bahwa arogansi semacam ini menunjukkan ketidaksiapan mental seseorang yang menduduki jabatan tinggi.
Baca Juga: BRI Dukung Figur Inspiratif Lokal, Saiban Gerakkan UMKM Ponorogo Menuju Sukses
Menurutnya pejabat publik seharusnya mampu menjaga martabat manusia dan tidak semena-mena terhadap masyarakat kecil.
“Ketika seseorang berada dalam posisi kuasa narasi yang diucapkan mestinya protektif, menghormati, dan menghargai mereka yang ada di bawah,” ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung menjelaskan bahwa penggunaan bahasa yang merendahkan masyarakat kecil mencerminkan pola pikir yang tidak sehat.
Ia menilai ada hierarki sosial yang seringkali disalahgunakan oleh pejabat untuk menunjukkan dominasi mereka.
“Feodalisme dan arogansi masih menjadi penyakit dalam sistem politik kita,” tegasnya.
Baca Juga: BRI Ungkap Strategi Jitu Menghadapi Perubahan Pasar dan Memimpin Transformasi Digital Perbankan
Rocky Gerung juga menyayangkan bahwa dalam dua bulan pertama pemerintahan Prabowo banyak blunder yang dilakukan oleh pejabat tinggi.
Menurutnya hal ini menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap para pejabat yang diberi kepercayaan untuk melayani rakyat.
Rocky Gerung menyebut arogansi Miftah Maulana sebagai bagian dari fenomena “panjat sosial” di kalangan pejabat.
Menurutnya banyak orang yang tiba-tiba mendapatkan kekuasaan namun tidak mampu menyesuaikan diri dengan tanggung jawab yang melekat.
Baca Juga: BRI Unggul di Dimensi Data dan Kolaborasi, Borong Penghargaan di Digital Banking Awards 2024