“Ketika seseorang mendaki gunung tanpa aklimatisasi, mereka mengalami disorientasi,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kekuasaan cenderung menggoda seseorang untuk tampil arogan terutama di hadapan rakyat kecil.
Hal ini menurut Rocky Gerung bertentangan dengan prinsip utama republik yaitu keadilan sosial dan kemakmuran bersama.
Rocky Gerung menilai bahwa teguran dari Presiden Prabowo kepada Miftah Maulana tidak cukup.
Baca Juga: Program Desa BRILiaN Dorong Peningkatan Pendapatan Desa Batuan Sukawati Bali
Ia mendesak agar Miftah Maulana dicopot dari jabatannya sebagai bentuk tindakan tegas terhadap perilaku arogan tersebut.
“Jika arogansi ini terus dibiarkan maka pesan yang disampaikan kepada rakyat adalah bahwa kekuasaan bisa disalahgunakan tanpa konsekuensi,” tegas Rocky Gerung.
Rocky Gerung juga mengkritik sistem seleksi pejabat yang menurutnya masih belum mampu memastikan integritas dan kapasitas moral individu yang dipilih.
Ia menekankan pentingnya pejabat publik memiliki sikap rendah hati dan menjunjung nilai-nilai etik.
Baca Juga: Anda Mau Buka Kafe Di Musim Hujan Ini? Coba Sajikan Aneka Menu Yang Bisa Jadi Favorit
Rocky Gerung mengajak masyarakat untuk merefleksikan kondisi bangsa.
Ia menyoroti bagaimana feodalisme dan arogansi masih menjadi penghalang utama dalam menciptakan masyarakat yang adil dan demokratis.
“Kita harus membangun ekosistem politik yang argumentatif dan kritis terhadap kekuasaan bukan sebaliknya,” tutup Rocky Gerung.***
Artikel Terkait
Kronologi OTT KPK di Pekanbaru, Uang Miliaran Rupiah dan Libatkan Pejabat
Profil Risnandar Mahiwa, Pj Wali Kota Pekanbaru yang Tersandung OTT KPK
Turunkan Tarif Tiket Pesawat! Ini Langkah Konkret Pemerintah Prabowo
Profil Ummi Wahyuni, Kiprah Panjang di Dunia Pemilu Berujung Pencopotan
Hanya Miliki Satu Kendaraan dalam LHKPN, Karier Ummi Wahyuni Berakhir Tragis
Olok-Olok Penjual Es Teh, Miftah Maulana Minta Maaf dan Lebih Berhati-Hati