bisnisbandung.com - Rocky Gerung melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan Presiden Prabowo terkait keputusan pemangkasan anggaran makan siang gratis untuk siswa dari Rp15.000 menjadi Rp10.000.
Rocky Gerung menyebut langkah ini mencerminkan inkonsistensi dalam menentukan prioritas nasional, khususnya dalam sektor pendidikan dan gizi anak.
Ia menyoroti bahwa kebijakan tersebut dilakukan bersamaan dengan peningkatan gaji dan insentif bagi guru ASN dan honorer, sebuah langkah yang ia akui penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Baca Juga: Anies Baswedan Merasa Bertanggung Jawab Tom Lembong Jadi Korban: Saya Punya Beban Moral
Namun, Rocky Gerung menilai keputusan ini seharusnya tidak dilakukan dengan mengorbankan gizi anak-anak.
“Ini adalah dilema, karena kita ingin menambahkan pengetahuan ke dalam kurikulum melalui kesejahteraan guru, sehingga mereka fokus pada kurikulum,” ucapnya dilansir dari youtube Rocky Gerung Official.
“Tetapi, pada saat yang sama, anak-anak didik juga memerlukan gizi yang cukup agar mampu menyerap ilmu pengetahuan,” sambungnya.
Nutrisi yang cukup, menurut Rocky Gerung, adalah elemen vital dalam mendukung perkembangan otak dan kapasitas intelektual siswa, terutama pada usia formatif.
Baca Juga: PDIP Gagal Selamatkan Kemenangan di Jawa Tengah, Denny Siregar: Seharusnya Bambang Pacul Mundur
Bagi Rocky Gerung, masalah ini menggambarkan dilema besar dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Ia mengaitkannya dengan dampak panjang dari prioritas pembangunan infrastruktur pada masa pemerintahan Jokowi, yang dalam sudut pandangnya membuat anggaran pendidikan kini harus menghadapi pilihan sulit.
Rocky Gerung mempertanyakan mengapa kualitas makan siang anak-anak menjadi korban dari keterbatasan anggaran.
Ia beranggapan bahwa pendidikan bukan hanya soal memberikan materi ajar, tetapi juga memastikan siswa memiliki kondisi fisik yang optimal untuk belajar.
Baca Juga: Fenomena Dua Matahari, Rocky Gerung: Prabowo Bersinar di Luar Negeri dan Gibran di Dalam Negeri