Dengan kata lain, mangrove adalah penjaga alami yang melindungi lingkungan dari berbagai ancaman ekologis.
Namun, kondisi hutan mangrove di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan.
Banyak kawasan mangrove mengalami kerusakan akibat penebangan liar, alih fungsi lahan, dan aktivitas manusia yang merusak lainnya.
Baca Juga: Perlahan mulai rusak, Begini kondisi hutan Kalimantan sebelum pemindahan IKN 2024 mendatang
Kondisi ini perlu segera ditangani agar fungsi ekologis mangrove tidak hilang.
Jika tidak, Indonesia berpotensi kehilangan perlindungan alam penting, yang dapat membahayakan kelangsungan hidup kita dan ekosistem laut di pesisir.
Berbagai solusi telah diusulkan untuk melestarikan mangrove, mulai dari konservasi, reboisasi, hingga edukasi masyarakat.
Baca Juga: Taman Nasional Gunung Salak Kebakaran, Segini Luas Hutan Yang Terbakar
Penetapan kawasan konservasi adalah langkah awal yang penting agar area mangrove dapat terlindungi.
Reboisasi atau penanaman kembali mangrove juga harus dilakukan secara bertahap, terutama di kawasan yang telah rusak.
Untuk ini, kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan, baik dalam pelaksanaan reboisasi maupun dalam menjaga kelestarian kawasan.
Baca Juga: BNPB Ungkap Denda untuk Pelaku Pembakaran Hutan Gunung Bromo Masih Kurang
Pengembangan kawasan mangrove sebagai destinasi wisata juga dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal sekaligus menyokong upaya pelestarian.
Wisata alam berbasis mangrove, jika dikelola dengan baik, dapat memberikan manfaat ekonomi sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem ini.
Sanksi hukum yang tegas juga diperlukan sebagai upaya perlindungan tambahan terhadap kawasan mangrove dari perusakan.