Bisnisbandung.com - Gelar doktor Bahlil Lahadalia dari Universitas Indonesia (UI) memicu kontroversi besar.
Menurut Ade Armando banyak yang mempertanyakan bagaimana Bahlil Lahadalia ini bisa lulus dengan predikat cum laude dalam waktu kurang dari dua tahun.
Bahkan Ade Armando mengatakan beberapa dosen, alumni, dan mahasiswa UI merasa malu atas kasus ini.
Menurut pengamat politik Ade Armando proses kelulusan Bahlil Lahadalia penuh dengan kejanggalan.
"Program doktor di Studi Kajian Strategik Global (SKSG) UI memang menawarkan lulus cepat tapi kalau sampai 1 tahun 8 bulan itu melanggar aturan UI sendiri. Harusnya minimal dua tahun," ujar Ade Armando yang dikutip dari youtube cokro tv.
Bahlil Lahadalia itu lulus dari program doktoral tanpa mengikuti perkuliahan karena program yang diambilnya berbasis riset.
Meski begitu banyak tuduhan yang muncul terkait proses kelulusannya. Ade Armando menyebut ada yang mengatakan Bahlil Lahadalia menggunakan joki untuk menulis disertasinya atau bahkan menyogok pimpinan UI.
Baca Juga: Cara Beli Printer yang Cocok untuk Cetak Dokumen
Namun Ade Armando menegaskan tuduhan tersebut perlu dibuktikan dengan bukti kuat.
“Saya tidak ingin membela Bahlil tapi tuduhan etika atau pelanggaran hukum memerlukan bukti yang lebih lengkap. Yang harus dipertanyakan pertama kali adalah UI-nya sendiri kenapa bisa meluluskan Bahlil dalam waktu yang tidak sesuai aturan?” kata Ade Armando.
Disertasi Bahlil berjudul "Kebijakan Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia."
Ade Armando menilai judul tersebut hanya menggambarkan proses hilirisasi nikel tanpa menjawab pertanyaan mendalam seperti “mengapa” dan “bagaimana” yang biasanya menjadi inti sebuah disertasi.
Meski begitu Ade Armando juga menyatakan bahwa Bahlil yang aktif sebagai menteri mungkin memiliki akses mudah ke data yang diperlukan untuk menyusun disertasinya.
Baca Juga: Sukses Go Global, 5 UMKM Binaan BRI Tampil Pada Event Amazing Indonesia di Jeddah