nasional

Prabowo Merangkul Kemenangan Tanpa Musuh, Adi Prayitno: Mengapa Jokowi Jadi Target Kritik

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 21:45 WIB
Pengamat politik Adi Prayitno (dok youtube Indonesia Lawyers Club)


Bisnisbandung.com - Dalam politik Indonesia sering kali kita melihat bahwa presiden yang terpilih secara langsung berusaha merangkul partai-partai politik yang kalah.

Menurut Adi Prayitno tujuan utama dari langkah ini adalah untuk mendapatkan dukungan di parlemen dan menghindari perlawanan terhadap visi, misi, dan janji politik mereka.

Pengamat politik Adi Prayitno menjelaskan bahwa situasi ini sangat berbeda ketika membandingkan antara Prabowo Subianto dan Jokowi.

Baca Juga: Liam Payne Meninggal di usia 31 tahun Akibat terjatuh dari Hotel Lantai 3 di Argentina

Menurut Adi Prayitno, Prabowo yang kini memiliki dukungan sekitar 48% dari parlemen menyadari bahwa jika tidak mendapatkan dukungan penuh dari seluruh partai proyek-proyek besar seperti IKN dan program gizi gratis berpotensi gagal.

“Inilah mengapa Prabowo mengadopsi mazhab 'Zero Enemy', dengan mengajak partai-partai yang kalah seperti Nasdem, PKB, dan PKS, untuk bergabung dalam pemerintahannya,” ujar Adi Prayitno yang dikutip dari youtube Indonesia Lawyers Club.

Adi Prayitno mencatat bahwa Jokowi menghadapi tantangan besar dengan dukungan parlemen yang lemah.

Dia disebut mengalami ‘triple minority’, di mana Jokowi bukan hanya berasal dari partai yang kalah tetapi juga dianggap sebagai pendatang baru dalam politik nasional.

Sebaliknya Prabowo kini berada di posisi yang lebih kuat dengan dukungan politik yang signifikan.

Baca Juga: Akademisi UNPAD Sampaikan Anotasi Atas Kasus Mardani H Maming

Adi Prayitno juga mengamati bahwa tidak ada satu pun partai politik yang berani menjadi oposisi terhadap Prabowo.

Bahkan PDIP yang dikenal sebagai salah satu partai oposisi tidak menunjukkan gestur menolak untuk bergabung dengan Prabowo.

“Partai-partai yang kalah dalam Pilpres kali ini baik yang mendukung Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan menunjukkan sikap yang lebih bersahabat terhadap Prabowo, dan mereka lebih memilih mengkritik Jokowi,” jelas Adi Prayitno.

Sementara itu, terkait dinamika koalisi Adi Prayitno menilai bahwa model koalisi yang terbentuk saat ini berbeda dengan yang ada pada 2014.

Baca Juga: Sinergi BRI dan Pos Indonesia Semakin Kuat Melalui Peluncuran Fitur “Kirim Barang” melalui PosAja! di BRImo

Halaman:

Tags

Terkini