Menurutnya pemerintah terlalu banyak bermimpi tentang transformasi digital dan konsep smart city yang akan diterapkan di IKN.
Padahal kata Sulfikar Amir Indonesia masih tertinggal jauh dalam aspek infrastruktur dasar terutama di luar Jawa.
"Sebuah kota pintar tidak hanya soal teknologi, tetapi juga kesiapan sumber daya manusia, kualitas pelayanan publik, dan pengelolaan yang baik. Saya melihat, klaim bahwa IKN akan menjadi kota pintar seolah mengabaikan realitas di lapangan," tambahnya.
Baca Juga: BRI Menggali Potensi Lokal, Angkat Ekonomi Tuban dengan Pemberdayaan Petani Kelengkeng
Selain itu Sulfikar Amir menggarisbawahi dampak lingkungan yang mungkin timbul dari pembangunan skala besar ini.
Menurutnya proyek ini justru bisa menimbulkan kerusakan ekosistem di Kalimantan terutama hutan yang menjadi paru-paru dunia.
Ia juga mempertanyakan dampak sosial yang mungkin terjadi terhadap masyarakat lokal.
"Apakah masyarakat di sekitar IKN akan benar-benar diuntungkan dengan pembangunan ini atau justru mereka yang akan dirugikan? Pertanyaan-pertanyaan ini masih belum terjawab dengan jelas oleh pemerintah," tutupnya.***