Dharma juga mempertanyakan penggunaan metode tes PCR, yang menurutnya bukan untuk mendeteksi virus tetapi untuk menguji asidosis, serta dampak negatif dari kebijakan pandemi terhadap ekonomi lokal dan UMKM.
"Sehingga terlihat sekali begitu rapuhnya bangsa ini sampai harus mengikuti.
Istilahnya saja ikut.
Kenapa bukan topik? Kenapa ngikutin covid? Bahkan banyak dari antara kita yang tidak paham bahwa PCR yang dipakai selama ini boleh diuji itu bukan untuk mengetes virus."
egas dharma.
"Jadi itu hanya untuk mengetes asidosis.
Dan kenapa harus dicolok-colok? Kenapa tidak ambil dari ludah? Kalau memang mau ngetes virus."
Lanjut dharma.
"Oleh sebab itu seorang pemimpin masyarakat terutama otonomi daerah, harus memperjuangkan segala sesuatu untuk melindungi warganya jangan sampai gara-gara pandemi ekonomi hancur dibiasakan online, UMKM hancur dan kemudian rakyat ditakut-takuti."
Tegasnya.
"Bagaimana akan menuju ke kota global yang sejati kalau hati rakyatnya disakitin, pikirannya dirusak dan badannya diracunin.
Semua itu hanyalah omong kosong belakang. Mari sama-sama kita sukseskan program Jakarta aman karena indah adabnya."
Lanjut tegas dharma.
Menurut Dharma, seorang pemimpin daerah harus berani melindungi rakyatnya dari ancaman yang tidak terlihat, baik itu kesehatan maupun ekonomi.