“Dinasti politiknya saja sudah tidak diterima oleh banyak orang, apalagi jika dinasti politik itu diperkuat dengan menerobos aturan, melakukan ini-itu, dan menyandera para politisi,” lugasnya.
“Hal ini lebih tidak bisa diterima lagi oleh masyarakat. Nah, inilah menurut saya yang terjadi,” sambung Ray Rangkuti.
Ia menambahkan bahwa isu-isu yang melibatkan lembaga tinggi negara seperti Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung semakin memperkeruh situasi.
Baca Juga: BRI Menggali Potensi Lokal, Angkat Ekonomi Tuban dengan Pemberdayaan Petani Kelengkeng
Ray Rangkuti menggarisbawahi bahwa jika hal-hal tersebut tidak terjadi, mungkin kondisi tidak akan seheboh ini.
Namun, langkah-langkah yang dianggap menerobos aturan demi kepentingan politik keluarga Jokowi menjadi sorotan utama yang menyebabkan menurunnya kepercayaan publik.
Ray Rangkuti melihat bahwa fenomena ini menjadi cerminan dari bagaimana kebijakan Jokowi dalam setahun terakhir telah merusak pencapaian reformasi yang telah diperjuangkan selama bertahun-tahun.***
Baca Juga: Satu Dekade Jokowi, Ahmad Khoirul Umam: Masa Depan Demokrasi di Tengah Kekuasaan Keluarga Jokowi