Jokowi Runtuh dan Prabowo Diapresiasi, Ray Rangkuti: Gejalanya Sudah Terlihat Sekarang

photo author
- Minggu, 6 Oktober 2024 | 08:35 WIB
Ray Rangkuti (Tangkap layar youtube tvonenews)
Ray Rangkuti (Tangkap layar youtube tvonenews)

Bisnisbandung.com - Ray Rangkuti menyoroti gejala runtuhnya reputasi Presiden Joko Widodo (Jokowi)  di penghujung masa jabatannya.

Menurut Ray Rangkuti, tanda-tanda ini sudah mulai tampak jelas sekarang, bahkan sebelum Jokowi resmi mengakhiri masa jabatannya pada 20 Oktober mendatang.

Salah satu indikator utama adalah berkurangnya tepuk tangan di parlemen saat nama Jokowi disebutkan, sementara Prabowo Subianto justru mendapatkan sambutan meriah.

“Tidak lagi terdengar riuh rendah tepuk tangan ketika nama Pak Jokowi disebut di parlemen,” ujarnya dilansi dari youtube RKN Media.

Baca Juga: Tak Ada Habisnya Diterpa Kampanye Hitam, Respon KDM Justru Bikin Lawan Makin Gerah

“Sebaliknya, tepuk tangan justru diberikan kepada Pak Prabowo. Apa artinya ini? Artinya, orang menahan apresiasi kepada Pak Jokowi, setidaknya akibat apa yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Jadi, hilang apresiasi tersebut,” terusnya.

Ray Rangkuti menilai bahwa hilangnya apresiasi tersebut bukan tanpa alasan. Selama sembilan tahun sebelumnya, Jokowi selalu mendapat tepuk tangan.

Namun dalam setahun terakhir ini, langkah-langkah politik yang diambilnya dianggap telah merusak reputasi yang dibangun selama hampir satu dekade.

Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh kebijakan yang dinilai mengorbankan prinsip-prinsip reformasi dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Baca Juga: Refly Harun Serukan Agar Mencoblos Kolom Kosong di Pilkada Jakarta

Ray Rangkuti juga menegaskan bahwa situasi ini mencerminkan kekecewaan dari berbagai kalangan, mulai dari intelektual, aktivis, hingga politisi.

Mereka menganggap bahwa kebijakan Jokowi dalam setahun terakhir terlalu fokus pada upaya mengarusutamakan keluarganya dalam politik, sebuah langkah yang dilihat publik secara transparan dan menimbulkan penolakan.

Dalam pandangan Ray Rangkuti, masyarakat semakin tidak bisa menerima tindakan yang seolah-olah memperkuat dinasti politik, apalagi jika dilakukan dengan melanggar aturan atau menyandera politisi.

Baca Juga: Ade Armando Sebut Eep Saefulloh ‘Provokator yang Dangkal’: Bilang Jokowi Presiden Paling Cemas di Indonesia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X