“Dinasti politiknya saja sudah tidak diterima oleh banyak orang, apalagi jika dinasti politik itu diperkuat dengan menerobos aturan, melakukan ini-itu, dan menyandera para politisi,” lugasnya.
“Hal ini lebih tidak bisa diterima lagi oleh masyarakat. Nah, inilah menurut saya yang terjadi,” sambung Ray Rangkuti.
Ia menambahkan bahwa isu-isu yang melibatkan lembaga tinggi negara seperti Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung semakin memperkeruh situasi.
Baca Juga: BRI Menggali Potensi Lokal, Angkat Ekonomi Tuban dengan Pemberdayaan Petani Kelengkeng
Ray Rangkuti menggarisbawahi bahwa jika hal-hal tersebut tidak terjadi, mungkin kondisi tidak akan seheboh ini.
Namun, langkah-langkah yang dianggap menerobos aturan demi kepentingan politik keluarga Jokowi menjadi sorotan utama yang menyebabkan menurunnya kepercayaan publik.
Ray Rangkuti melihat bahwa fenomena ini menjadi cerminan dari bagaimana kebijakan Jokowi dalam setahun terakhir telah merusak pencapaian reformasi yang telah diperjuangkan selama bertahun-tahun.***
Baca Juga: Satu Dekade Jokowi, Ahmad Khoirul Umam: Masa Depan Demokrasi di Tengah Kekuasaan Keluarga Jokowi
Artikel Terkait
Prabowo Subianto Menurut Meutya Hafid, Sosok Pemimpin yang Tegas dan Visioner
Terungkap Alasan Prof. Yusril Dukung Prabowo di Pilpres 2024
Gatot Nurmantyo Ingatkan Prabowo Hindari Politik Bagi-Bagi Partai Jelang Akhir Masa Jabatan Jokowi
Satu Dekade Jokowi, Ahmad Khoirul Umam: Masa Depan Demokrasi di Tengah Kekuasaan Keluarga Jokowi
Dari Kekuasaan ke Pengadilan, Amien Rais Bicara Soal Hukuman yang Layak untuk Jokowi
Ade Armando Sebut Eep Saefulloh ‘Provokator yang Dangkal’: Bilang Jokowi Presiden Paling Cemas di Indonesia