Bisnisbandung.com - Kemungkinan PDIP bergabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto masih menjadi tanda tanya, terutama terkait dinamika politik yang terus berkembang.
Pengamat politik Adi Prayitno menilai bahwa meskipun PDIP berpotensi menjadi bagian dari koalisi Prabowo, hal ini mungkin tidak langsung dalam bentuk konsesi politik seperti jabatan menteri, melainkan lebih kepada koalisi parlemen.
Menurut Adi Prayitno, koalisi semacam ini pernah terjadi sebelumnya ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai presiden, sementara Taufik Kiemas dari PDIP menjadi Ketua MPR.
Baca Juga: Dari Wartawan Hingga Ketua MPR, Berikut Jejak Karier Politik Ahmad Muzani
Meskipun PDIP berada di luar pemerintahan, mereka tetap berperan aktif dalam peran parlemen, bahkan sering kali mengkritisi kebijakan SBY.
Adi Prayitno memperkirakan situasi serupa bisa terjadi dalam pemerintahan Prabowo mendatang, di mana PDIP lebih fokus pada posisi strategis di parlemen daripada kabinet.
Adi Prayitno juga mencermati bahwa hubungan antara PDIP dan Presiden Jokowi, yang merupakan bagian dari PDIP, belum sepenuhnya harmonis.
Hal ini menciptakan jarak psikologis antara kedua pihak, yang memengaruhi potensi koalisi PDIP dengan Prabowo.
Baca Juga: Menghindari Kemewahan, Ahmad Muzani Ingatkan Anggota MPR untuk Hidup Sederhana
Meskipun ada spekulasi bahwa PDIP bisa mendukung Prabowo, Adi meragukan jika koalisi ini akan langsung terjadi dalam bentuk alokasi jabatan menteri.
Selain itu, Adi Prayitno menekankan bahwa politik sering kali tidak bisa diprediksi secara pasti, karena hubungan antara partai politik dan tokoh elit bisa berubah-ubah.
Hubungan politik antara Prabowo dan Jokowi, misalnya, telah melalui berbagai fase, dari rivalitas hingga kerja sama politik.
Namun, Adi Prayitno melihat bahwa kemungkinan koalisi PDIP di parlemen lebih besar daripada koalisi di pemerintahan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Refly Harun Tantang Angka Survei 86,5% Puas dengan Jokowi, Masyarakat Mana yang Diwakili?