nasional

86% Puas dengan Jokowi, Ade Armando Tepis Kebencian Rizieq Shihab, Rizal Fadillah dan Para Pembenci

Sabtu, 28 September 2024 | 20:20 WIB
Presiden Jokowi (Tangkap layar youtube Cokro TV)

Bisnisbandung.com - Ade Armando, seorang politisi PSI, menilai bahwa survei ini merupakan bukti nyata bahwa berbagai kritik yang dilontarkan termasuk dari tokoh-tokoh seperti Rizieq Shihab dan Rizal Fadillah, tidak berpengaruh signifikan terhadap dukungan masyarakat terhadap Jokowi.

Menurutnya, meskipun serangan dari pihak anti-Jokowi terus terjadi, mayoritas rakyat Indonesia tetap mengapresiasi kinerja presiden.

Hasil survei terbaru yang dirilis oleh Poltracking Indonesia menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kinerja Presiden Jokowi.

Baca Juga: Pertemuan Prabowo-Megawati, Adi Prayitno: Sebuah Langkah Strategis Sebelum Pelantikan?

 Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, lebih dari 86% responden menyatakan puas dengan kepemimpinan Jokowi, sementara di Sumatera Utara, angka tersebut mencapai 78,7%.

 Data ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat di wilayah tersebut mendukung Jokowi, meski ada kritik tajam dari pihak oposisi.

“Saya, kemarin-kemarin, sudah bicara tentang kebencian yang disebarkan oleh Rizieq Shihab, Amien Rais, dan juga geng pendukung Ganjar. Kini saya mau mengangkat sejumlah kenyinyiran lain, termasuk yang sangat tidak masuk akal,” ungkapnya.

“Salah satu yang ingin saya kutip pertama adalah mantan caleg PAN, Rizal Fadillah. Mungkin tak banyak dari Anda yang mengenalnya,” sambungnya.

Baca Juga: Bambang Harymurti Mengungkap Sisi Naif Prabowo Dibanding Jokowi

Ade Armando juga menyoroti kritik dari Rizal Fadillah, yang dianggapnya berlebihan dan tidak berdasar.

 Rizal Fadillah, yang pernah menjadi caleg dari PAN, menyerukan hukuman berat bagi Jokowi, termasuk hukuman mati.

“Dia menulis sebuah artikel yang dimuat di sejumlah media online dengan judul ‘Jokowi Hukum Gantung.’ Dia mengatakan bahwa masyarakat berharap Jokowi dan keluarganya bisa ditangkap dan diadili,” beber Ade Armando.

Pernyataan kontroversial ini dinilai sebagai bentuk kebencian yang ekstrem dan tidak mewakili suara mayoritas rakyat Indonesia yang justru puas dengan pemerintahan Jokowi.

Baca Juga: Eros Djarot Ungkap Strategi Licik Mulyono, Bahaya Mengintai Prabowo!

Halaman:

Tags

Terkini