Menurut Hersubeno Arief, salah satu alasan utama Anies tidak mendapatkan tiket pencalonan adalah kekuatan koalisi yang dimiliki oleh Golkar dan PKS dalam Koalisi Indonesia Maju Plus, yang memborong hampir semua partai besar.
Koalisi ini dianggap sebagai penghalang terbesar bagi Anies untuk maju, berbeda dengan PDIP yang meskipun sempat mempertimbangkan Anies, akhirnya memilih pasangan lain.
Berdasarkan analisis Hersubeno Arief, opsi yang paling mungkin bagi Anies ke depan adalah membangun partai politiknya sendiri.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa mendirikan partai baru bukanlah langkah mudah, mengingat syarat-syarat yang ketat dan hambatan dari partai-partai yang sudah ada. Partai-partai besar tentu tidak akan memberikan peluang bagi partai baru, terutama yang bisa menggerus suara mereka.
Meski demikian, Anies tetap menjadi kompetitor yang patut diperhitungkan oleh kandidat lain, termasuk petahana Prabowo Subianto, yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2024–2029.
Hersubeno Arief menegaskan bahwa persaingan politik ke depan, terutama menuju Pilpres 2029, masih akan sangat dipengaruhi oleh kehadiran Anies sebagai salah satu figur kunci di kancah politik nasional.***
Baca Juga: Bela Gibran Jejak Digital Budi Arie Malah Dikuliti, Netizen Lebih Percaya Roy Suryo