Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan pernyataan kontroversial terkait situasi politik menjelang lengsernya Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rocky Gerungmenyoroti keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang mencabut TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang keterlibatan Bung Karno dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) PKI.
Dalam pernyataannya Rocky Gerung mempertanyakan motif di balik pencabutan TAP tersebut.
Baca Juga: Hidangan Hangat Yang Lezat Dinikmati Di Musim Hujan
Menurutnya keputusan ini terkesan diambil secara tiba-tiba menjelang akhir masa jabatan Jokowi.
"Kenapa TAP MPR nomor 33 itu dicabut sekarang? Apakah ini sinyal dari Jokowi untuk memperbaiki hubungan dengan Ibu Megawati yang belakangan menegang?" ujar Rocky Gerung yang dikutip dari youtube pribadinya.
Rocky Gerung menjelaskan bahwa TAP MPRS No. XXXIII/1967 selama ini menjadi salah satu isu sensitif bagi PDIP dan keluarga Bung Karno.
TAP tersebut dianggap menodai nama baik Bung Karno dengan mengaitkannya pada peristiwa G30S/PKI.
"Keputusan ini mungkin dimaksudkan untuk menyelesaikan kontroversi yang masih menyangkut nama baik Bung Karno dan keluarganya terutama Ibu Mega," tambahnya.
Baca Juga: Gejala Penyebab Gagal Saat Proses Rekrutmen
Namun Rocky Gerung juga menyoroti spekulasi yang beredar bahwa pencabutan TAP ini bukan hanya upaya dari Jokowi tetapi juga bagian dari strategi politik Prabowo Subianto.
"Ada dugaan bahwa ini juga sinyal dari Prabowo untuk mendekati PDIP mungkin untuk mengundang mereka bergabung dalam pemerintahan yang akan datang," jelas Rocky Gerung.
Meskipun demikian Rocky Gerung mengingatkan bahwa pencabutan TAP ini mungkin tidak akan berdampak signifikan terhadap posisi PDIP maupun keluarga Bung Karno.
Rocky Gerung menekankan "Secara hukum memang ada kepastian bahwa Bung Karno bukan pengkhianat."
Baca Juga: Penyanyi Cilik Era 80an Puput Novel Meninggal Dunia