Bisnisbandung.com - Publik baru-baru ini mempersepsikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) seolah-olah melakukan serangan terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Hal ini muncul setelah adanya gugatan di PTUN terkait kepengurusan internal PDIP yang diajukan oleh kader partai itu sendiri.
Pengamat politik, Selamat Ginting, menilai bahwa persepsi ini wajar, terutama karena gugatan tersebut diajukan setelah Jokowi mengganti Menteri Hukum dan HAM, yang sebelumnya dijabat oleh kader PDIP.
“Wajar orang mempersepsikan ini sebagai bagian dari serangan balik. Serangan balik dari siapa? Kan orang PDIP sendiri yang mengajukan,” ujarnya dilansir dari youtube Forum Keadilan TV.
Gugatan tersebut menyoroti perpanjangan kepengurusan partai tanpa melalui kongres, yang secara konstitusi dianggap bisa dipersoalkan.
Kepengurusan PDIP seharusnya diakhiri pada Agustus 2024, saat periode hasil kongres 2019 berakhir.
Namun, dengan perpanjangan tersebut, muncul dugaan bahwa Jokowi mungkin sedang memainkan taktik politik yang berpotensi mempengaruhi dinamika internal partai.
“Ini juga bisa saja muncul persepsi publik bahwa di saat-saat terakhir ini, Jokowi melakukan serangan ke PDIP,” jelas Selamat Ginting.
Baca Juga: Ahok Usulkan Pramono-Rano Ubah RT/RW Jadi ‘Ibu Kos’, Apa Manfaatnya untuk Jakarta?
Situasi ini mengingatkan pada peristiwa-peristiwa politik di masa lalu, seperti ketegangan antara Presiden Soeharto dan calon presiden dari PDI, Megawati Soekarnoputri, pada 1996. Saat itu, Soeharto merasa terganggu dengan adanya calon tandingan.
Selamat Ginting melihat pola serupa bisa saja terulang, terutama jika gugatan ini diterima oleh Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), yang berpotensi membatalkan berbagai rekomendasi dari Ketua Umum PDIP, termasuk nama-nama calon yang diajukan dalam pilkada mendatang.
Menurut Selamat Ginting, Jokowi berada dalam posisi yang sulit di akhir masa jabatannya. Ia tidak bisa bergabung dengan Gerindra karena partai tersebut sudah dipimpin oleh Prabowo Subianto, presiden terpilih.
Baca Juga: SBY Ingatkan Bahaya 'Matahari Kembar', Rocky Gerung: Cawe-Cawe Jokowi Bisa Bikin Kacau Negara!