Bisnisbandung.com - Jusuf Kalla (JK) mengkritisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim terkait ketidakhadirannya di daerah dan jarangnya ke kantor.
Menurut Jusuf Kalla kinerja Nadiem Makarim dinilai kurang optimal karena minimnya interaksi langsung dengan wilayah dan instansi pendidikan.
Jusuf Kalla menilai selama ini banyak perubahan nama dan struktur kementerian yang justru menciptakan ketidakstabilan dalam kebijakan pendidikan.
Baca Juga: Cara Menjaga Persahabatan Agar Langgeng Senantiasa
Dikutip dari youtube kompas, Jusuf Kalla menjelaskan "Seringnya perubahan nama kementerian mulai dari Kementerian Pengajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hingga yang sekarang hanya menunjukkan ketidakpastian."
Ia mengungkapkan perubahan tersebut mengganggu fokus dan implementasi program pendidikan.
Selain itu Jusuf Kalla menekankan bahwa alokasi anggaran pendidikan seharusnya mengikuti program yang jelas dan tujuan yang ingin dicapai bukan sebaliknya.
"Dalam sebuah perusahaan yang utama adalah menentukan siapa yang terbaik untuk menjalankan program, lalu baru bicara tentang anggaran," tambahnya.
Menurut Jusuf Kalla masalah utama terletak pada bagaimana anggaran digunakan secara efektif, bukan hanya berapa anggaran yang tersedia.
Baca Juga: Khasiat Madu, Superfood Asli Indonesia yang Memiliki Manfaat ntuk Kesehatan dan Kecantikan
Jusuf Kalla juga menggarisbawahi tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat saat ini.
Serta perubahan dalam preferensi sekolah di mana banyak keluarga lebih memilih sekolah swasta ketimbang sekolah negeri.
"Ini mencerminkan perubahan pandangan masyarakat terhadap pendidikan dan kemampuan membayar untuk sekolah swasta," jelas JK.
Jusuf Kalla mengingatkan bahwa penting bagi pemerintah untuk memperhatikan kebutuhan dan realitas masyarakat dalam menyusun kebijakan pendidikan.
Baca Juga: Mengenal Pemanis Alami Yang Relatif Aman Untuk Penderita Diabetes