Selain itu, Anies yang bukan kader partai menjadi kelemahan tersendiri, sehingga partai lebih memilih untuk mengusung kader mereka sendiri yang dianggap memiliki potensi lebih besar untuk memenangkan pemilihan.
Dalam pandangan Ujang, menjadi oposisi di Indonesia bukanlah jalan yang mudah. Contohnya, Partai Demokrat yang pada periode sebelumnya menjadi oposisi, sempat menghadapi upaya kudeta dari dalam partai yang diduga didalangi oleh kekuasaan.
Hal ini menunjukkan betapa sulitnya posisi partai yang memilih untuk berada di luar pemerintahan.
Baca Juga: Kenapa Prabowo Selalu Berpihak Pada Jokowi? Habiburokhman Ungkap Alasan Di Baliknya
Selain itu, tekanan dan intervensi dari kekuasaan juga sering kali dialami oleh partai-partai yang berada di parlemen.
Ujang Komarudin menyoroti, seperti mundurnya Airlangga Hartarto yang diduga karena tekanan dari kekuasaan, serta rencana revisi undang-undang pilkada yang juga diwarnai intervensi politik.
“Kita tahu bahwa Pak Airlangga kemarin pun mundur, yang pasti ada intervensi dan tekanan dari kekuasaan,” jelasnya.***