Bisnisbandung.com - Hubungan politik antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto terus menjadi sorotan, terutama dalam konteks dinamika politik menuju peralihan kekuasaan.
Menurut Adian Napitupulu, Wakil Sekjen PDIP, pujian yang diberikan oleh satu tokoh politik kepada yang lain, seperti yang sering dilontarkan Prabowo kepada Jokowi, tidak selalu menjadi jaminan adanya kesetiaan atau hubungan yang erat dalam jangka panjang.
Adian Napitupulu menyoroti bahwa dalam politik, hubungan yang dibangun atas dasar kepentingan atau pujian bersifat sementara dan bisa berubah seiring perubahan situasi.
Sebagai contoh, Jokowi secara konsisten memberikan pujian kepada Megawati Soekarnoputri, mulai dari apresiasi terhadap kepemimpinan hingga perannya dalam menjaga ideologi bangsa.
Baca Juga: Menteri-Menteri Rutin Temui Gibran di Solo, Rocky Gerung: Ada Apa di Balik Pertemuan Itu?
Namun, Adian Napitupulu menekankan bahwa meskipun pujian itu terus mengalir, tidak ada jaminan bahwa pujian tersebut selalu mencerminkan hubungan politik yang kuat dan stabil.
Saat Prabowo mempersiapkan dirinya untuk mengambil alih kepemimpinan setelah Pemilu, Adian memandang bahwa hubungan antara Prabowo dan Jokowi secara formal akan berakhir setelah masa jabatan Jokowi selesai pada 20 Oktober.
Setelah itu, Prabowo sebagai presiden terpilih harus fokus pada komunikasi dan negosiasi dengan partai politik di parlemen, bukan lagi dengan Jokowi.
Baca Juga: Jokowi dan Prabowo Alasan Anies Gagal Maju Di Pilkada, Hendri Satrio: Sudah Bisa Diprediksi
Ini merupakan bagian dari mekanisme ketatanegaraan yang berlaku di Indonesia, di mana presiden yang baru dilantik akan bekerja sama dengan anggota DPR dalam merumuskan kebijakan, seperti anggaran dan undang-undang.
Adian Napitupulu menegaskan bahwa hal ini bukan berarti hubungan antara Jokowi dan Prabowo akan memburuk, tetapi hanya merupakan transisi yang alami dan sesuai dengan konstitusi.
Setelah Jokowi lengser, ia tidak lagi memiliki peran formal dalam proses politik dan kebijakan, sehingga hubungan antara kedua tokoh tersebut akan bergeser dari hubungan politik aktif menjadi hubungan personal yang lebih tidak terikat oleh peran kenegaraan.
Baca Juga: Sifat Asli Mulyono Terbongkar, Hendri Satrio: Alam Bekerja Dengan Caranya Sendiri
Dengan demikian, meskipun pujian dan sikap saling menghormati terus terlihat di antara Jokowi dan Prabowo.