Bisnisbandung.com - Politisi PDI Perjuangan, Chico Hakim, memberikan klarifikasi terkait tudingan bahwa PDI Perjuangan telah meninggalkan Anies Baswedan di Pilkada.
Ia menegaskan bahwa PDI Perjuangan tidak pernah berada di pihak Anies sejak awal, sehingga tidak ada dasar untuk menyebut partainya meninggalkan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Menurut Chico Hakim, yang mendukung Anies adalah PKS, NasDem, dan PKB, yang kini justru tidak lagi bersamanya.
“Jadi, kami tidak pernah meninggalkan, paham ya? Yang bersama Pak Anies itu PKS, NasDem, dan PKB. Kita bicara apa adanya saja. Tapi bukan berarti kita tidak mempertimbangkan yang bersangkutan di detik-detik terakhir,” jelasnya.
Baca Juga: Jokowi Tak Lagi Berdaya, Mahfud MD Ungkap Keterbatasan Pengaruh Presiden
Ia menjelaskan bahwa meskipun nama Anies sempat dipertimbangkan oleh PDI Perjuangan, hal tersebut dilakukan karena adanya aspirasi dari arus bawah yang mendukung Anies.
Namun, pada akhirnya keputusan partai tidak berpihak pada Anies, dan hal itu bukan berarti PDI Perjuangan meninggalkannya.
“Tapi kalaupun tidak jadi, tidak fair juga kalau dibilang PDI Perjuangan meninggalkan Anies. Anies kan banyak yang ingin,” ungkapnya.
“Ahok kurang banyak apa yang ingin Ahok? Ketika menjabat, tingkat kepuasan publiknya juga tinggi, terlepas ada ibu-ibu yang tidak suka atau suka, tapi kan ada yang suka, ada 70-an persen yang senang waktu dia memimpin,” lanjutnya.
Baca Juga: Pramono Anung Temui Fauzi Bowo, Strategi Jitu Atasi Parkir Liar dan Premanisme di Jakarta
Chico menekankan bahwa PDI Perjuangan, sebagai partai kader, selalu mengutamakan kader internal untuk menduduki posisi strategis, baik yang dipilih secara langsung maupun ditunjuk.
Bahkan Ia menyinggung bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang merupakan kader PDI Perjuangan, sempat memiliki tingkat kepuasan publik yang tinggi saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Meskipun Ahok kemudian terganjal oleh isu agama, dukungan terhadapnya masih kuat, dan Ahok bahkan secara terbuka menyatakan keinginan untuk maju kembali sebagai gubernur.
Baca Juga: Menjelang Transisi, Prof. Henry Subiakto Bongkar Ancaman Terbesar bagi Jokowi