nasional

Amien Rais Ungkap ‘Busuknya’ Jokowi: Raja Jawa Gadungan

Jumat, 30 Agustus 2024 | 22:00 WIB
Jokowi (Tangkap layar youtubue Rocky Gerung Official)

Bisnisbandung.com - Amien Rais, politisi senior yang dikenal vokal, seperti biasa melontarkan kritik pedasnya terhadap Presiden Jokowi.

Dalam pernyataannya, ia menyebut Jokowi sebagai "Raja Jawa gadungan" yang berusaha mempengaruhi jalannya Pilkada melalui taktik politik yang dianggap tidak etis.

 Menurut Amien Rais, tindakan ini bertujuan untuk memasukkan putra Jokowi, Kaesang Pangarep, dalam kontestasi Pilgub, sebuah langkah yang disebutnya sebagai akal busuk untuk mempertahankan kekuasaan keluarga.

“Akal busuknya Jokowi itu adalah supaya si Kaesang, anak kesayangan dan anak emasnya, bisa dipaksa ikut Pilgub,” lugasnya dilansir dari youtube pribadinya.

Baca Juga: Kecewa Anies Tidak Maju di Pilkada Jakarta, Tapi Untungnya Tolak Tawaran PDIP di Jawa Barat

Amien Rais mengapresiasi gerakan massa yang dilakukan oleh mahasiswa, pemuda, dan elemen masyarakat Yogyakarta pada 22 Agustus lalu.

Demonstrasi ini, menurutnya, berhasil menggagalkan rencana Baleg DPR yang ingin mengesampingkan dua putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang penting bagi keberlangsungan Pilkada yang demokratis.

 Politisi senior itu melihat upaya Baleg DPR sebagai bentuk kepatuhan terhadap "titah" Jokowi yang ingin mengamankan kepentingan politik keluarganya, namun berhasil digagalkan oleh tekanan dari rakyat.

“Nah, karena itu, ketika Baleg mencoba-coba melaksanakan titah konyol Raja Jawa itu, kemudian dari luar gedung, Pak Prabowo menggertak dengan sekali gertakan saja,” ungkapnya.

Baca Juga: Anies Bawedan Akan Rugi Jika Maju di Pilgub Jabar, Hersubeno Arief Beberkan Perhitungannya

Amien Rais juga menyoroti peran Prabowo Subianto, yang menurutnya, dengan satu gertakan saja berhasil melemahkan posisi anggota DPR yang awalnya ingin mengikuti keinginan Jokowi.

Ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh suara rakyat dan pentingnya menjaga integritas proses demokrasi.

Lebih jauh, mantan ketua MPR tersebut mengaitkan situasi politik saat ini dengan momen-momen krusial dalam sejarah Indonesia, seperti gerakan reformasi pada tahun 1998.

Baca Juga: Bersyukur Anies Tolak Diusung PDIP di Jawa Barat, Pendapat Rasional Para Pendukungnya

Halaman:

Tags

Terkini