nasional

Eep Saefulloh Sebut Jokowi Suka Mengancam, Kecerdikan Jokowi Sebagai Pengendali Kekuasaan

Jumat, 30 Agustus 2024 | 21:55 WIB
Eep Saefulloh (Tangkap layar youtube Keep Talking)

Bisnisbandung.com - Menjelang akhir masa jabatan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden Republik Indonesia, berbagai pandangan muncul mengenai gaya kepemimpinannya selama dua periode.

Eep Saefulloh, sebagai orang yang pernah dekat dengan Jokowi, mengungkapkan perspektifnya mengenai bagaimana Jokowi mengendalikan kekuasaan dan membangun loyalitas di sekitarnya.

Menurut Eep Saefulloh, Jokowi memiliki dua pendekatan utama dalam membangun dan mempertahankan loyalitas dari orang-orang di sekelilingnya.

Baca Juga: Pilihan Berlimpah di Pilkada 2024, Jokowi Sebut Proses Demokrasi Semakin Terbuka

 Pendekatan pertama adalah melalui pemberian insentif, di mana loyalitas dibangun berdasarkan keuntungan yang diberikan kepada orang-orang yang mendukungnya.

 Pendekatan ini menciptakan hubungan timbal balik yang membuat mereka merasa diuntungkan dan, pada gilirannya, setia kepada Jokowi.

Pendekatan ini, dalam pandanganya Eep Saefulloh memungkinkan Jokowi untuk memastikan bahwa kepentingannya selalu terjamin.

Namun, Ia menyoroti sisi lain dari gaya kepemimpinan Jokowi yang ia sebut sebagai "loyalitas injak kaki."

Baca Juga: Pilihan Berlimpah di Pilkada 2024, Jokowi Sebut Proses Demokrasi Semakin Terbuka

Dalam pendekatan ini, Jokowi diduga menggunakan informasi tentang kelemahan atau potensi masalah hukum yang dihadapi oleh orang-orang di sekitarnya sebagai alat untuk mengendalikan mereka.

“Hal ini kemudian diolah menjadi sumber loyalitas. Ketika seseorang mencoba menyimpang, muncul potensi kasus hukum tersebut sebagai bentuk ancaman,” ujarnya dilansir dari kanal youtube Keep Talking.

Ancaman terselubung ini membuat banyak orang enggan menyimpang dari jalur yang diinginkan oleh Jokowi, karena mereka khawatir akan adanya konsekuensi hukum yang dapat diangkat sewaktu-waktu.

Eep Saefulloh mengungkapkan bahwa meskipun gaya kepemimpinan ini mungkin efektif dalam mengamankan kekuasaan, dari sudut pandang etika demokrasi, pendekatan tersebut tidak ideal.

Baca Juga: Tiba-Tiba Jokowi Minta RUU Perampasan Aset Disahkan, Rocky Gerung: Langkah Cerdas atau Manipulatif

Halaman:

Tags

Terkini