Situasi ini memperlihatkan pentingnya kehati-hatian dalam menyebarkan informasi, terutama dalam konteks politik yang penuh dengan intrik dan kepentingan.
Blunder Hasto Kristiyanto ini menunjukkan bagaimana sebuah kesalahan interpretasi dapat berujung pada dampak yang lebih luas, merusak kredibilitas dan memberikan kesempatan bagi lawan politik untuk memanfaatkannya.
“Ini sangat disayangkan, Pak Hasto. Ini bisa jadi blunder dan juga bisa jadi alat bagi Istana untuk menunjukkan bahwa apa yang diucapkan oleh Pak Hasto selama ini tidak kredibel, hanya tudingan-tudingan kosong,” lugas Hersubeno Arief.***