Bisnisbandung.com - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menyatakan pandangannya terkait Airlangga Hartarto mundur dari Ketua Umum Partai Golkar.
Menurut M. Qodari mundurnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bisa jadi karena adanya ketidakselarasan dengan rencana politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Menurut M. Qodari, Airlangga mungkin merasa posisinya sebagai ketua umum partai tidak lagi sejalan dengan strategi politik dua tokoh besar tersebut.
Baca Juga: Parenting dikehidupan sehari-hari, memahami 3 konsep dan 4 tips menerapkannya
Dikutip dari youtub etotal politik, M. Qodari menjelaskan "Mundurnya Airlangga bisa jadi sinyal."
"Ada perbedaan pandangan atau ketidaksepahaman dengan strategi politik Jokowi dan Prabowo," ujar M. Qodari.
M. Qodari menambahkan dalam situasi politik yang semakin dinamis menjelang Pemilu 2024 semua langkah dan keputusan tokoh politik selalu memiliki makna dan konsekuensi tertentu.
"Kalau Airlangga memilih mundur berarti ada sesuatu yang menurutnya tidak sesuai dengan arah yang ingin diambil oleh Jokowi dan Prabowo," katanya.
Baca Juga: Disney Umumkan Toy Story 5, Kisahkan Perjuangan Mainan Klasik di Era Teknologi
Spekulasi mengenai hubungan antara Airlangga dan Jokowi pun semakin kuat.
Setelah Airlangga absen dari beberapa pertemuan penting yang melibatkan elite partai koalisi pendukung pemerintah.
Selain itu menurut M. Qodari pernyataan-pernyataan Airlangga belakangan ini juga terkesan kurang mendukung penuh arah kebijakan yang didorong oleh Prabowo sebagai calon presiden yang diusung Golkar.
M. Qodari pun menyarankan agar publik menunggu perkembangan lebih lanjut untuk memahami latar belakang keputusan ini.
M. Qodari menekankan "Semua ini masih dalam tahap spekulasi, kita harus menunggu klarifikasi resmi dari pihak terkait."
Baca Juga: Komjen Dharma Pongrekum Peringatkan Bahaya Pemberian Handphone kepada Anak