Ray Rangkuti dianggap Qodari termasuk dalam kelompok 20% yang tidak puas, dan permintaan maaf Jokowi ditujukan kepada kelompok ini.
“Kalau bicara survei, Bang, 80% puas kepada Pak Jokowi, 20% tidak puas. Bang Ray masuk yang 20% itu. Pak Jokowi Minta maaf kepada 20% itu,” lugasnya.
Debat ini memperlihatkan kontras pandangan antara Qodari dan Ray Rangkuti, di mana Qodari menggunakan data survei kepuasan publik untuk memperkuat argumennya bahwa mayoritas rakyat masih mendukung Jokowi.
Baca Juga: Sewa 1000 Mobil Mewah Untuk HUT ke-79 di IKN, Heru Budi Klarifikasi
Sementara itu, Ray Rangkuti tetap pada pendiriannya bahwa ada masalah etika dalam beberapa tindakan politik terbaru yang diambil oleh Jokowi.
Dengan menggunakan data survei kepuasan publik sebagai alat utama dalam argumennya, Qodari berhasil membuat Ray Rangkuti terpojok.
Sementara Qodari mempertahankan bahwa kepuasan mayoritas adalah indikator kesuksesan, Ray Rangkuti menyoroti pentingnya etika dan integritas dalam proses demokrasi.***