nasional

Qodari Buat Ray Rangkuti Skakmat, Serang Pakai Data Survei Kepuasan Publik Terhadap Jokowi

Kamis, 8 Agustus 2024 | 13:00 WIB
Ray Rangkuti (kiri) dan Qodari (kanan) (Tangkap layar youtube tvonenews)

Bisnisbandung.com - Dalam sebuah episode acara Catatan Demokrasi di TVOne, terjadi perdebatan panas antara Qodari dan Ray Rangkuti terkait permintaan maaf Presiden Jokowi.

Qodari dan Ray Rangkuti memiliki pandangan yang berbeda tajam mengenai isu-isu ini, yang kemudian memicu diskusi yang intens.

Qodari mengawali perdebatan dengan menyatakan dukungannya terhadap presiden Jokowi dengan membela Gibran.

“Menurut saya itu bukan persoalan melanggar aturan demokrasi. Kenapa? Karena sudah melalui proses yang sudah berjalan dan dipilih oleh rakyat, kita enggak boleh lupa bahwa ini dipilih oleh rakyat,” tegas Qodari dilansir dari youtube TVOne.

Baca Juga: Pertahanan Negara, Dave Laksono Ungkap Dilema di Balik Kebijakan Prabowo

Lebih lanjut, menyebut bahwa ketidaksetujuan Ray Rangkuti terhadap keputusan MK yang meloloskan Gibran sebagai wakil presiden terpilih adalah masalah pribadi.

Namun, Ray Rangkuti menegaskan bahwa isu ini lebih dalam dari sekadar ketidaksenangan pribadi. Menurutnya, Gibran melanggar etika demokrasi.

Qodari membalas dengan argumen bahwa Gibran tidak melanggar aturan demokrasi karena proses pemilihan sudah dijalankan sesuai mekanisme yang ada dan dipilih oleh rakyat.

Ray Rangkuti kemudian mempertanyakan, jika tidak ada yang salah, mengapa Jokowi harus meminta maaf.

Baca Juga: Anies Dijegal! Rocky Gerung: Jokowi Menjelma Jadi Kutukan Bagi Demokrasi Indonesia

“Kalau menurut Bung Qodari  Itu tidak salah. Lalu, kenapa minta maaf?,” serangan Ray Rangkuti.

Qodari menjelaskan bahwa permintaan maaf Jokowi adalah bentuk pengakuan bahwa tidak semua pihak bisa merasa senang dengan setiap keputusan yang diambil.

Ia menekankan bahwa survei menunjukkan 80% kepuasan publik terhadap Jokowi, sementara 20% sisanya tidak puas.

Baca Juga: Jokowi vs Prabowo, Mana yang Lebih Berkomitmen dalam Pemberantasan Korupsi menurut Mahfud MD?

Halaman:

Tags

Terkini