Publik memiliki hak untuk mengetahui informasi yang benar, dan hal ini semakin diperkuat oleh kemarahan netizen yang merasa informasi tersebut ditutup-tutupi.
Di era digital, netizen memiliki kemampuan untuk berperan sebagai jurnalis independen, menyuarakan opini dan mencari kebenaran.
Fenomena ini menunjukkan bahwa kontrol terhadap informasi tidak bisa bertahan lama, dan transparansi tetap menjadi tuntutan utama dalam masyarakat yang demokratis.
Kejengkelan publik terhadap penutupan informasi hanya akan memperkuat tekad untuk mengungkap kebenaran, menjadikan setiap individu sebagai pengawas keadilan sosial dan penegakan hukum.
“Justru meredupnya kekuasaan Pak Jokowi juga disebabkan oleh pers. Meskipun ada rasa takut, lama-kelamaan, dibiasakan kebiasaan membuka skandal akan terbentuk,” tuturnya
“Kita tahu masih banyak skandal di dalam sistem Pak Jokowi yang tidak mungkin disembunyikan selamanya,” lugas Rocky Gerung.***
Baca Juga: Megawati Ancam akan Datangi Kapolri, Tjipta Lesmana: Makin Ketakutan Hasto Kena Serempet