Bisnisbandung.com - Muncul wacana pembentukan kembali Dewan Pertimbangan Agung (DPA) sebagai tindak lanjut dari gagasan Presidensial Club.
DPA ini nantinya akan menjadi wadah berkumpulnya para mantan presiden dan wakil presiden.
Namun, pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan analisisnya bahwa jika wacana ini terlaksana, posisi Jokowi dalam DPA akan terkucilkan dan auranya kalah dari Megawati dan SBY.
Baca Juga: Ternyata Begini Dampak Perceraian Mantan Istri Ahok, Veronica Tan: Sean itu Ahok Banget!
Menurut Rocky Gerung, jika Jokowi menjadi ketua DPA, maka akan terjadi perebutan kekuasaan di dalam tubuh DPA itu sendiri.
Megawati dan SBY, yang juga mantan presiden, memiliki aura dan pengaruh yang jauh melampaui Jokowi. Hal ini akan membuat Jokowi tidak dianggap dan terkucilkan dalam DPA.
Rocky Gerung juga menyoroti bahwa meskipun SBY saat ini berada dalam koalisi yang sama dengan Jokowi dalam mendukung Gibran-Prabowo, namun setelah kekuasaan berpindah ke Prabowo, pengaruh SBY akan kembali melampaui Jokowi.
Baca Juga: Prabowo Rencana Pulihkan Ekonomi, Rocky Gerung: Tapi Jokowi Justru Boroskan Anggaran
“Karena ini mantan-mantan presiden dan Aura Megawati jauh melampaui, atau bahkan menundukkan Jokowi,” jelasanya.
“Aura Pak SBY Kendati ada dalam koalisi yang sama dengan Jokowi ketika mengusung Gibran-Prabowo tetapi begitu kekuasaan pindah pada Prabowo ya aura SBY jauh melampaui Jokowi lagi kan,” sambungnya.
Dalam konteks ini, Rocky Gerung menyarankan agar Jokowi menyadari posisinya dan tidak berusaha bersaing dengan Megawati dan SBY dalam DPA.
Baca Juga: Lebih Baik Koruptor Dimiskinkan dan Dipenjara Seumur Hidup, Ahok: daripada Dihukum Mati
Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa Jokowi sebaiknya mengakui bahwa perannya sudah selesai dan tidak perlu lagi mencoba mengendalikan atau mempromosikan kepemimpinan Prabowo.
Menurutnya, kekuasaan secara faktual dan material sudah berpindah ke Prabowo, meskipun secara konstitusi Jokowi masih menjabat hingga Oktober.