Bisnisbandung.com - Pakar hukum tata negara, Refly Harun, mengungkapkan pandangannya tentang Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap sebagai alat negara asing dalam melancarkan oligarki di Indonesia.
Melalui kanal YouTube pribadinya, Refly menyampaikan beberapa pernyataan penting mengenai hal ini.
Menurut Refly, istana saat ini menjadi alat yang sangat kuat bagi oligarki. "Sekarang, alat oligarki itu adalah istana.”
Baca Juga: Jokowi Harus Tahu Diri Dan Menahan Diri, Panda Nababan: Ini Saatnya Prabowo
“Istana menjadi sangat powerful hari ini, tapi nanti akan segera berganti kekuasaan dengan istana yang baru," ujarnya.
Refly menegaskan bahwa oligarki, termasuk kepentingan asing seperti Cina, tidak akan lagi menggunakan Jokowi setelah masa jabatannya berakhir.
"Tidak mungkin oligarki itu tetap menggunakan Jokowi ketika dia tidak lagi berkuasa. Demikian juga Cina atau kepentingan negara asing lainnya," jelasnya.
Baca Juga: Teguh Prakosa Resmi Memimpin Solo, Apa Harapan Gibran ke Depan?
Refly juga menyoroti perubahan loyalitas di kalangan elit politik. "Setelah Jokowi selesai menjabat pada 20 Oktober, loyalitas orang akan beralih ke Prabowo.
Sekarang saja loyalitas sudah ganda, orang tidak lagi loyal kepada Jokowi tetapi kepada Prabowo," katanya.
Namun, Refly mencatat bahwa pengaruh Jokowi masih dipertimbangkan dalam beberapa kasus, seperti terkait menantunya, Bobby Nasution di Medan.
Baca Juga: Panda Nababan Bongkar Donatur Utama Prabowo, Siapa Dia?
"Kenapa orang masih mempertimbangkan Jokowi? Kita lihat dulu cukong di belakang layarnya. Tidak ada makan siang yang gratis, menurut saya begitu," ujarnya.
Refly menekankan bahwa pengaruh cukong sangat mungkin menentukan posisi tertentu di pemerintahan.