nasional

Hati-hati! Cari Kerja Diburu Petaka, Marak Aksi Penipuan Berkedok Lowongan Pekerjaan Terjadi di PGC Cililitan

Minggu, 21 Juli 2024 | 09:45 WIB
maraknya pencari kerja di Indonesia (dok selatan.jakarta.go.id)

Bisnisbandung.com - Di tengah krisis ekonomi yang semakin menekan, aksi penipuan lowongan pekerjaan kian marak terjadi.

 Baru-baru ini, Tom MC Ifle, Founder Top Coach Indonesia, mengungkit kasus penipuan yang terjadi di Pusat Grosir Cililitan (PGC).

 Di mana seorang karyawan berinisial R melakukan tindak pidana dengan memanfaatkan 26 data pelamar kerja untuk pinjaman online (pinjol). Melalui channel YouTube pribadinya, Coach Tom membahas lebih lanjut masalah ini.

Baca Juga: Jokowi Harus Tahu Diri Dan Menahan Diri, Panda Nababan: Ini Saatnya Prabowo

 “Biaya hidup yang semakin mahal membuat kita harus mencari pemasukan. Cara paling praktis adalah dengan bekerja untuk mendapatkan gaji. Namun, apa jadinya jika data kita digunakan untuk kepentingan orang lain saat kita sedang berusaha mencari pekerjaan?” ungkapnya.

Tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi meskipun tahun lalu penyerapan tenaga kerja mencapai 1,8 juta, tertinggi dalam sejarah.

Namun, hal ini tidak menutupi fakta bahwa banyak penduduk masih saling berebut pekerjaan. Ironisnya, mereka yang sedang mencari kerja justru dihantam realita keras, di mana data pribadi mereka dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Teguh Prakosa Resmi Memimpin Solo, Apa Harapan Gibran ke Depan?

Di Duren Sawit, baru-baru ini ditemukan sebuah bangunan kosong dari PT bodong yang meminta calon karyawan membayar Rp 1,7 juta sebelum diterima.

Di satu sudut PGC, persyaratan menjadi penjaga counter hp adalah foto dengan KTP, dan penipu bahkan menjanjikan bonus hadiah menarik untuk melancarkan aksi mereka.

Coach Tom menekankan, "Pertanyaannya, apakah korban tidak paham bahwa ini adalah indikasi penipuan? Tidak sesederhana itu.”

Baca Juga: Panda Nababan Bongkar Donatur Utama Prabowo, Siapa Dia?

 “Keberanian tersebut muncul sebagai dorongan untuk mencukupi kebutuhan hidup, sehingga 26 pekerja tadi menjadi korban pinjaman online dengan nominal kerugian Rp 1 miliar," tambahnya.

Mirisnya kondisi ekonomi di Indonesia mempengaruhi persaiangan pencari kerja yang semakin membludak.

Halaman:

Tags

Terkini