nasional

Miris Buruknya Kader Partai! Rocky Gerung: Akhirnya Jokowi Menjadi Simbol dari Kebangkrutan Politik Indonesia

Minggu, 16 Juni 2024 | 16:45 WIB
Rocky Gerung kritik partai-partai di Indonesia (dok Instagram@rockygerungofficial )

Bisnisbandung.com - Rocky Gerung seorang pengmat politik menyoroti buruknya kader partai di Indonesia dan mereka baru tersadarkan setelah Jokowi menjadi simbol kebangkrutan politik Indonesia.

Menurut Rocky Gerung politik Indonesia yang kacau balau sekarang ini merupakan tanggung jawab seorang presiden Jokowi yang menjadi dalang kekacauan.

Rocky Gerung memang melihat adanya masalah yang terjadi didalam sistem kepartaian dari sanalah terbentuk sosok Jokowi, yang mana dalam partai, mereka cenderung tidak memiliki software yang jelas.

Baca Juga: Ingin Bebas dari Mata Uang FIAT, El Salvador Andalkan Kripto Bitcoin

“Saya lihat bahwa memang ada masalah di dalam sistem ke Partaian kita, bukan sebagai lembaga tapi software-nya itu tidak jalan.”

Para kader partai seharusnya dididik dengan kurikulum-kurikulum yang jelas dengan ideologi-ideologi terarah entah ideologi kiri, ideologi tengah maupun kanan.

Karena bagi beliau perlu adanya konsistensi dalam kepartaian ingin mengambil jalan yang mana dengan ideologi tertentu.

Baca Juga: BRI Ddukung Klaster Rosella untuk Terus Berkembang

Namun sayangnya yang kita lihat saat ini kondisi partai-partai di Indonesia tidak memiliki prinsip yang kokoh, melainkan hanya bermain tukar tambah kekuasaan.

“Itu kurikulum-kurikulum kritis, kemampuan kader-kader ini untuk dididik secara ideologis entah itu ideologi kiri, ideologi tengah atau ideologi kanan kan mesti ada konsistensi di dalam pengkaderan itu yang berbasis Islam,”ungkapnya.

“Dia mesti betul-betul kokoh menegakkan prinsip-prinsip keislaman, di dalam politik bukan tukar tambah hanya karena kepentingan pragmatis di beberapa undang-undang misalnya,” tambahnya.

Baca Juga: Siapa Sangka Cara Ini Bisa Membuat Sate Daging Kurban Jadi Lebih Sehat dan Enak, Minimalisir Pemicu Kanker!

Semua partai dengan ideologinya harus menjadi satu dan berdiri dengan kokoh memegang prinsip yang sudah ditetapkannya.

 ”Demikian juga yang mengambil jalur nasionalisme atau jalur sekuler misalnya mesti konsisten bahwa selama nasionalisme itu jadikan tumpuan pikiran maka seluruh aspek kenegaraan juga mesti diucapkan dengan paradigma yang sama,” lugasnya.

Halaman:

Tags

Terkini